JAKARTA - Puasa Ramadan mewajibkan umat Islam menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Selama waktu puasa yang cukup panjang, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan, yang bisa meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika beraktivitas di luar ruangan atau dalam cuaca panas.
Dehidrasi dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, pusing, sulit berkonsentrasi, bahkan berdampak pada kesehatan secara keseluruhan.
Salah satu cara utama untuk mencegah dehidrasi saat puasa adalah memastikan asupan cairan yang cukup selama waktu berbuka hingga sahur.
Dianjurkan untuk mengonsumsi minimal 8 gelas air putih per hari, dengan pembagian yang merata, misalnya 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah makan malam, 2 gelas sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur.
Hindari minum dalam jumlah banyak sekaligus, karena ini dapat membuat perut terasa begah dan tidak nyaman. Sebaliknya, minumlah secara bertahap agar tubuh dapat menyerap cairan dengan lebih baik.
Selain air putih, mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan air juga bisa membantu menjaga hidrasi tubuh. Beberapa pilihan makanan yang kaya air adalah buah-buahan seperti semangka, melon, jeruk, mentimun, dan tomat.
Sayuran berdaun hijau juga bisa membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Mengonsumsi sup saat berbuka atau sahur juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk menambah asupan cairan.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan saat puasa adalah terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi. Kafein memiliki efek diuretik, yang bisa membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan melalui urine.
Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi kopi dan teh, terutama saat sahur, agar tubuh tetap terhidrasi lebih lama. Sebagai alternatif, pilih air kelapa atau infused water yang bisa membantu menjaga kadar elektrolit dalam tubuh.