JAKARTA - Ekonom asal Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin menyebutkan ada lima pemicu anjloknya IHSG hingga 6 persen pada perdagangan sesi pertama pagi ini, Selasa (18/3/2025).
Pemicu pertama, pasar merespon negatif laporan kinerja APBN 2025 yang buruk.
"Ada beberapa isu penyebab IHSG memburuk.(IHSG) anjlok akibat hasil APBN Februari yang buruk dan outlook fiscal yang berat di 2025," kata WIjayanto Samirin.
Faktor pemicu kedua adalah akibat kebijakan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas selama ini.
Ketiga, pelemahan IHSG yang parah di perdagangan sesi I akibat berbagai isu mega korupsi di Indonesia yang merusak trust atau kepercayaan pasar.
Faktor pemicu keempat adalah reaksi negatif masyarakat tentang Dwi Fungsi TNI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar.
Kemudian, pemicu kelima adalah kekhawatiran credit rating Indonesia akan turun. "Maret-April Fitch dan Moodys akan umumkan, Juni-July S&P akan umumkan," kata Wijayanto Samirin.
Dia mengingatkan, faktor pemicu pertam hingga ketiga bakal membuat investor berhati-hati. Sementara, faktor keempat dan kelima bakal membuat investor takut.
Seperti diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia merosot lebih dari 6 persen pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin 18 Maret 2025.
Hal ini membuat BEU menutup sementara perdagangan pasar modal, seperti disampaikan Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.
Dia mengatakan, IHSG terus melemah sejak pukul 11:19 waktu waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pelemahan hari ini merupakan kelanjutan dari pelemahan IHSG yang terjadi dalam empat hari ini.