• News

Rombak Pentagon, Amerika Bakal Lepaskan Perannya di NATO dan Eropa

Yati Maulana | Jum'at, 21/03/2025 20:05 WIB
Rombak Pentagon, Amerika Bakal Lepaskan Perannya di NATO dan Eropa Pentagon terlihat dari udara di Washington, AS, 3 Maret 2022, lebih dari seminggu setelah Rusia menginvasi Ukraina. Foto: Reuters

WASHINGTON - Dua anggota parlemen Republik teratas yang memimpin komite pengawasan Pentagon di Kongres AS mengeluarkan pernyataan bersama yang langka. Mereka menyatakan kekhawatiran tentang potensi perombakan dalam komando militer AS oleh pemerintahan Trump.

Pernyataan dari kantor Senator Roger Wicker dan Perwakilan Mike Rogers mengutip laporan pers, termasuk bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk melepaskan peran AS sebagai Panglima Tertinggi Sekutu NATO di Eropa.

Jabatan tersebut, yang mengawasi semua operasi NATO di Eropa, telah diisi oleh seorang jenderal AS bintang empat sejak dibentuk pada tahun 1950. Sumber yang mengetahui masalah tersebut memberi tahu Reuters bahwa kemungkinan tersebut telah didiskusikan tetapi pada akhirnya mungkin tidak dapat dilaksanakan dan tidak ada pengumuman yang akan segera dilakukan.

"Kami tidak akan menerima perubahan signifikan pada struktur peperangan kami yang dibuat tanpa proses antarlembaga yang ketat, koordinasi dengan komandan tempur dan Staf Gabungan, dan kolaborasi dengan Kongres," kata Wicker dan Rogers dalam pernyataan tersebut.

"Langkah-langkah seperti itu berisiko melemahkan pencegahan Amerika di seluruh dunia dan mengurangi posisi negosiasi kita dengan musuh-musuh Amerika."

NBC News pertama kali melaporkan kemungkinan AS melepaskan jabatan SACEUR, sebagaimana posisi tersebut dikenal, dan mengatakan hal itu dapat diajukan sebagai bagian dari perombakan pemotongan biaya yang lebih luas dalam komando militer yang dapat menggabungkan beberapa posisi.

Namun, setiap langkah untuk menjauh dari Eropa akan memicu keraguan lebih lanjut di antara sekutu NATO Amerika tentang komitmen AS terhadap keamanan Eropa di bawah Presiden Donald Trump.

Pemulihan hubungan Trump dengan Rusia telah membuat sekutu NATO gelisah, seperti halnya peringatan AS bahwa keamanan Eropa tidak dapat lagi menjadi fokus utama Washington.