• News

Militer Sudan Kuasai Bank Sentral di Tengah Kemajuan yang Stabil di Khartoum

Tri Umardini | Minggu, 23/03/2025 06:05 WIB
Militer Sudan Kuasai Bank Sentral di Tengah Kemajuan yang Stabil di Khartoum Tentara Sudan atau pasukan afiliasinya berpose untuk difoto di istana presiden yang rusak setelah merebut kembali kompleks tersebut dari paramiliter RSF di Khartoum pada 21 Maret 2025. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Tentara Sudan mengklaim telah merebut kendali kantor pusat utama bank sentral negara itu dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang merupakan kelompok paramiliter saat pasukan tersebut terus maju ke ibu kota.

Nabil Abdallah, juru bicara militer, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita AFP pada hari Sabtu (22/3/2025) bahwa para prajurit telah “mengusir ratusan anggota milisi yang mencoba melarikan diri melalui kantong-kantong di pusat kota Khartoum”.

Pengambilalihan bank tersebut terjadi sehari setelah tentara menguasai istana presiden dalam kemenangan militer yang signifikan.

Namun RSF membalas pengambilalihan hari Jumat tersebut dengan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga wartawan dan beberapa personel militer.

Sumber-sumber militer mengatakan kepada AFP bahwa para pejuang RSF pada hari Jumat (21/3/2025) melarikan diri ke gedung-gedung di al-Mogran, sebuah area di sebelah barat istana yang merupakan tempat berdirinya bank-bank dan kantor pusat bisnis.

Di daerah tersebut, pasukan paramiliter menempatkan penembak jitu di gedung-gedung tinggi yang menghadap kota Omdurman di seberang Sungai Nil dan kementerian di pusat Khartoum.

Namun, pertempuran untuk pemerintahan dan distrik keuangan dapat memperkuat cengkeraman tentara di ibu kota dan memberinya keuntungan signifikan dalam konflik.

Dikutip dari Al Jazeera, militer telah membuat “kemajuan yang stabil” dalam beberapa bulan terakhir.

"Mereka telah mengambil alih wilayah dari Pasukan Dukungan Cepat di bagian utara ibu kota, di bagian timur ibu kota, tetapi masih ada wilayah tempat RSF berada, khususnya di sekitar bagian barat negara ini," kata Morgan.

“Secara efektif, Sudan saat ini terbagi menjadi dua, dengan militer menguasai wilayah timur, utara, dan sebagian wilayah tenggara, sementara RSF menguasai wilayah barat dan barat daya negara tersebut,” tambahnya.

Sejak April 2023, militer, yang dipimpin oleh panglima angkatan darat Abdel Fattah al-Burhan, telah terlibat konflik berkelanjutan dengan RSF, yang dipimpin oleh mantan wakil komandan Burhan, Mohamed Hamdan Daglo.

Namun konflik yang telah berlangsung selama dua tahun ini telah meninggalkan negara tersebut dalam krisis kemanusiaan yang mendalam, dengan puluhan ribu orang tewas dan lebih dari 12 juta orang mengungsi. (*)