• Gaya Hidup

Brain Bypass Surgery, Penyembuh Terbaru Stroke dan Gangguan Pembuluh Otak

Aliyudin Sofyan | Selasa, 25/03/2025 06:07 WIB
Brain Bypass Surgery, Penyembuh Terbaru Stroke dan Gangguan Pembuluh Otak Ilustrasi pasien penyakit stroke. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA – Operasi Brain Bypass Surgery STA-MCA (Superficial Temporal Artery to Middle Cerebral Artery) diharapkan menjadi salah satu prosedur medis terbaru untuk kesembuhan pasien stroke maupun masalah pembuluh darah otak.

Dokter spesialis bedah saraf RS Siloam Lippo Village, Prof Dr dr Julius July, Sp.BS, M.Kes menjelaskan bahwa operasi Brain Bypass Surgery STA-MCA dapat menjadi solusi bagi pasien dengan risiko stroke tinggi.

“Operasi bypass STA-MCA ini merupakan solusi bagi pasien yang mengalami penyumbatan atau gangguan aliran darah ke otak, di mana metode lain tidak lagi efektif," kata Prof Julius July dalam siaran pers pada Senin (24/3/2025).

Ia memaparkan, STA (Superficial Temporal Artery) adalah arteri yang terletak di luar tengkorak, di sisi kepala, yang berfungsi memasok darah ke jaringan kulit kepala dan bagian luar tengkorak.

Sedangkan MCA (Middle Cerebral Artery) adalah salah satu arteri utama di otak yang bertanggung jawab mengalirkan darah ke sebagian besar area otak besar, termasuk lobus frontal, temporal, dan parietal.

Brain Bypass Surgery, khususnya prosedur Superficial Temporal Artery to Middle Cerebral Artery bypass, adalah teknik bedah saraf yang bertujuan untuk mengalirkan darah ke otak dengan menghubungkan arteri superfisial ke arteri serebral tengah.

Beberapa kondisi yang menjadi indikasi untuk operasi tersebut meliputi stroke iskemik berulang dan aneurisma kompleks yang tidak dapat diatasi dengan metode konvensional. Adapun keunggulan prosedur ini adalah dapat meningkatkan suplai darah ke otak secara signifikan dan mencegah risiko stroke berulang.

Kriteria pasien

Operasi ini dapat dilakukan pada pasien dewasa dan anak-anak dengan kondisi penyempitan pembuluh darah lainnya. Kendati demikian, tidak semua pasien dapat menjalani prosedur bypass langsung.

“Kami mempertimbangkan beberapa faktor, seperti usia pasien, kondisi pembuluh darah, serta luasnya penyumbatan,” jelas Prof Julius.

Bagi pasien dengan arteri yang sangat kecil, bypass langsung mungkin tidak memungkinkan.

“Dalam kasus seperti ini, kami menggunakan indirect bypass, yang melibatkan stimulasi pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan suplai darah ke otak secara bertahap,” kata Prof Julius.

Teknik ini lebih umum digunakan pada pasien di mana pembuluh darahnya terlalu kecil untuk dilakukan anastomosis langsung. Salah satu teknik yang digunakan dalam indirect bypass adalah EDMAPS (Ensefalo Duro Myo Arterio Pericranial Synangiosis).

Persiapan dan prosedur

Sebelum menjalani operasi bypass STA-MCA, pasien harus menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk MRI, CT-Scan, dan angiografi serebral untuk memastikan kelayakan prosedur.

“Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui kondisi pembuluh darah otak pasien dan menilai apakah operasi ini merupakan pilihan terbaik bagi mereka,” kata Prof Julius.

"Tekanan darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa meningkatkan risiko komplikasi selama operasi. Kami juga memberikan panduan atau treatment dan obat-obatan tertentu untuk persiapan operasi,” lanjut dia.

Operasi kemudian dilakukan dengan teknik mikrovaskular, yaitu ahli bedah saraf akan menghubungkan arteri superfisial di kepala pasien dengan arteri di dalam otak menggunakan mikroskop bedah khusus.

“Prosedur ini membutuhkan ketelitian tinggi dan biasanya berlangsung selama 4-6 jam secara keseluruhan, dalam proses penjahitan atau core-nya rata-rata setengah jam,” ujar Prof Julius.

Prognosis dan risiko

Tingkat kesulitan operasi ini cukup tinggi, mengingat ukuran pembuluh darah yang sangat kecil dan risiko komplikasi yang dapat terjadi selama prosedur berlangsung.

Untuk itu diperlukan keahlian bedah mikro yang sangat presisi agar operasi berjalan sukses tanpa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

"Komplikasi yang bisa terjadi meliputi infeksi, perdarahan, atau penyumbatan ulang arteri. Namun, dengan pemantauan yang baik, risiko ini dapat diminimalkan,” papar Prof Julius.

Kendati demikian, hingga saat ini, sudah lebih dari puluhan pasien yang telah menjalani operasi bypass serebral STA-MCA di RS Siloam Lippo Village dengan standar medis yang tinggi untuk memastikan hasil terbaik bagi pasien.

Prof Julius juga menekankan bahwa pencapaian itu merupakan langkah awal bagi perkembangan layanan bedah saraf di Indonesia, khususnya dalam operasi bypass serebral.

“Harapan kami adalah semakin banyak pasien yang percaya dengan kualitas layanan yang kami berikan, sehingga mereka tidak perlu mencari pengobatan ke luar negeri,” tambah dia.

Ia menyatakan, hingga saat ini semua pasien yang menjalani operasi bypass di RS Siloam Lippo Village menunjukkan hasil yang baik, dengan pemulihan yang optimal sesuai dengan prosedur medis yang berlaku.

“Kami telah melakukan berbagai kasus operasi bypass serebral yang kompleks dengan hasil yang baik, sehingga pasien dapat kembali menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari risiko stroke,” ujar Prof Julius.

Sumber: antaranews