JAKARTA - Raja Charles telah membatalkan serangkaian acara yang dijadwalkan karena harus dirawat di rumah sakit sebentar setelah menjalani perawatan kanker rutin.
Raja Charles yang berusia 76 tahun, yang mengumumkan diagnosis kankernya pada Februari 2024, dirawat di The London Clinic "setelah menjalani perawatan medis terjadwal dan berkelanjutan untuk kanker pagi ini," kata Istana Buckingham dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada pada Kamis (27/3/2025).
“Sang Raja mengalami efek samping sementara yang memerlukan perawatan singkat di rumah sakit,” lanjut pernyataan itu.
Acara Raja Charles yang dijadwalkan Kamis sore ditunda.
Istana Buckingham mengatakan, dia kini tengah menjalani pemulihan di Clarence House, seraya menambahkan, "Sebagai tindakan pencegahan, berdasarkan saran medis, program agenda besok juga akan dijadwalkan ulang."
Pernyataan itu diakhiri dengan pernyataan dari istana yang menyampaikan "permintaan maaf kepada semua pihak yang mungkin merasa tidak nyaman atau kecewa akibat hal tersebut."
Para pembantu istana belum memberikan perincian lebih jauh mengenai kondisi khusus atau program perawatannya, namun, sumber-sumber istana mengatakan pemulihannya terus menunjukkan tren positif.
Raja Charles mengumumkan diagnosis kankernya setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari pasca prosedur prostat.
"Raja berterima kasih kepada tim medisnya atas tindakan cepat mereka, yang dapat dilakukan berkat prosedur rumah sakitnya baru-baru ini. Beliau tetap bersikap positif tentang perawatannya dan berharap dapat kembali bertugas penuh di pemerintahan sesegera mungkin," kata Istana Buckingham pada bulan Februari 2024.
"Yang Mulia telah memilih untuk membagikan diagnosisnya untuk mencegah spekulasi dan dengan harapan dapat membantu pemahaman publik bagi semua orang di seluruh dunia yang terkena kanker."
Awal bulan ini, Raja Charles menyampaikan pesan yang memberi semangat saat bertemu dengan pasien kanker di Departemen Farmasi dan Farmakologi Coleraine Universitas Ulster.
"Apa yang dikatakan Winston Churchill? Teruslah mengoceh," mengutip perdana menteri tangguh yang memimpin Inggris melewati Perang Dunia II.
Ia kemudian bertanya kepada mereka apakah mereka "mampu bertahan dari efek sampingnya dengan baik," demikian dilaporkan The Telegraph.
"Anda hanya perlu terus maju, bukan?" tambah sang raja. (*)