Kebijakan Resiprokal Trump Bisa Dijadikan Genjot Reformasi Struktural

Budi Wiryawan | Jum'at, 04/04/2025 22:50 WIB
Kebijakan Resiprokal Trump Bisa Dijadikan Genjot Reformasi Struktural Tiga Konfederasi buruh terbesar mengakui kepengurusan Kadin di bawah pimpinan Arsjad Rasyid (foto;Arsjad Rasyid/detik)

JAKARTA - Momen kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump harus dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi dan mitra dagang strategis di tengah pergeseran rantai pasok global.

Demikian dikatakan Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC) Arsjad Rasjid dalam keterangan resmi, Jumat (4/4).

"Kami melihat tantangan ini sebagai peluang untuk mempercepat reformasi struktural, mendorong diversifikasi pasar ekspor, serta mengembangkan industri bernilai tambah. Kemudahan berusaha juga perlu terus ditingkatkan agar Indonesia lebih kompetitif secara global," jelasnya.

Arsjad menjelaskan, kebijakan tarif dari pemerintah AS berpotensi memperburuk tensi dagang global dan mengganggu stabilitas ekonomi lintas negara, termasuk Indonesia.

Kementerian Perdagangan mengungkapkan, AS merupakan penyumbang surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada 2024.

Nilai surplus perdagangan Indonesia-AS sebesar 16,08 miliar dolar AS dari total surplus perdagangan nonmigas 2024, yaitu sebesar 31,04 miliar dolar AS.

Ekspor nonmigas Indonesia ke AS terutama adalah garmen, peralatan listrik, alas kaki, dan minyak nabati.