JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, berkat kolaborasi sinergis yang terjalin selama ini, kondisi pangan tahun ini bisa adem. Alhasil, pada peak season seperti pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga pangan pokok strategis dapat lebih baik.
"Silaturahmi kita selama ini tentunya menghubungkan hulu hingga hilir, kemudian masyarakat luas juga. Saya mau terima kasih atas nama Badan Pangan Nasional, karena jauh-jauh hari sebelum Puasa dan Lebaran yang peak season, itu kita semua bersama-sama mempersiapkannya," kata Arief dalam acara Halal Bihalal Lebaran 2025 di Kantor NFA, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
"Kita berkolaborasi bersama tentunya dengan Kemenko Pangan, Kementan, Kemendag, BGN, dan kementerian lembaga lainnya, itu sudah kita siapkan mulai dari cadangan pangan, untuk kecukupan stok. Jadi kalau ada yang nanya, kenapa harga pangan tahun ini adem, itu karena kolaborasi dan kerja sama yang baik dari kita semua," imbuhnya.
Hasil kolaborasi yang impresif bisa terlihat pada komparasi rerata harga beberapa pangan pokok strategis antara HBKN Ramadan dan Idulfitri tahun lalu dengan tahun ini. Berkat sinergisitas pemerintah pusat dan daerah bersama BUMN, BUMD, asosiasi hingga pelaku usaha sektor pangan, dapat dikatakan masyarakat memperoleh akses pangan yang lebih terjangkau di Ramadan dan Idulfitri di tahun ini.
Pada Ramadan dan Idulfitri tahun 2024 yang ada di rentang waktu 11 Maret sampai 9 April 2024, tercatat rerata harga beras medium, beras premium, jagung di tingkat peternak, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah keriting, dan daging sapi mengalami penurunan, apabila dibandingkan terhadap HBKN Ramadan dan Idulfitri 2025 yang berjalan di 1-31 Maret lalu.
Rerata harga beras medium sepanjang Ramadan dan Idulfitri 2024 berada di harga Rp 14.253 per kilogram (kg). Sementara rerata harga sepanjang Ramadan dan Idulfitri tahun 2025 Rp 13.699 per kg atau menurun 3,89 persen. Begitu pula, beras premium yang tahun lalu di Rp 16.427 per kg ada penurunan 5,34 persen menjadi Rp 15.549 per kg di 2025 ini.
Sementara jagung di tingkat peternak di Ramadan dan Idulfitri 2024 berada di Rp 8.622 per kg. Ini pun menurun hingga 28,09 persen menjadi Rp 6.200 per kg di Ramadan dan Idulfitri 2025. Senada dengan itu, daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat mengalami depresiasi harga masing-masing sebesar 5,47 persen dan 6,82 persen. Sementara cabai merah keriting menurun 0,78 persen dan daging sapi 0,49 persen.
"Di sisi hilir memang harus dijaga harganya. Daya belinya sesuai harga acuan yang diberikan oleh Badan Pangan Nasional. Itu memang sudah disiapkan berdasarkan cost structure. Jadi kalau masih dekat dari harga acuan, itu tidak apa-apa," jelas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
"Kebalikannya, pada saat harga itu di bawah 5-10 persen, itu tugas pemerintah juga untuk membantu penstabilan supaya seimbang antara hulu dan hilir. Ini supaya inflasi terjaga positif. Alhamdulillah inflasi kita di Maret lalu, terkendali dan bergerak mendekati target pemerintah," sebutnya.
Sebagaimana rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat inflasi umum di Maret 2025, baik secara bulanan maupun tahunan, menorehkan angka yang progresif. Masing-masing 1,65 persen dan 1,03 persen. Begitu juga pada tingkat inflasi komponen harga bergejolak (volalite food) atau inflasi pangan.
Inflasi pangan secara tahunan di Maret 2025 berada di 0,37 persen dan secara bulanan di 1,96 persen. Capaian ini lebih stabil dan terkendali dibandingkan tingkah inflasi pangan di Maret tahun lalu yang secara tahunan di 10,33 persen dan secara bulanan di 2,16 persen.
"Ke depan tentunya semua program yang ada dalam Asta Cita, khususnya swasembada pangan juga hilirisasi bidang pangan, itu diharapkan kita kerjakan sama-sama. Jadi kolaborasi yang kita siapkan hari ini, itu termasuk mulai dari persiapan produksi, produksi kemudian pasca panen," ujar Arief lagi.
"Termasuk harga GKP (Gabah Kering Panen) sekarang, itu merupakan perjuangan kita semua yang dulu mulai Rp 4.200. Lalu jadi Rp 5.000, Rp 5.500, dan hari ini di Rp 6.500. Ini ternyata bisa kita kerjakan bareng-bareng. Setelah ini kita reviu bagaimana harga di end customer karena nanti akan turut berpengaruh pada daya beli masyarakat dan inflasi juga. Kalau sekarang harga masih bisa baik," tutupnya.
Intensi pemerintah dalam menjaga harga pangan pokok ini pun selaras dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto. “Saya ingin jadi Presiden, ingin jadi pemimpin yang berhasil menurunkan harga pangan untuk rakyat Indonesia. Itu keinginan saya. Kita akan bahagia kalau rakyat kita senyum, kita akan bahagia kalau para petani kita makmur,” tegas Presiden di Majalengka, Jawa Barat (7/4/2025).
Adapun halalbihalal pangan hari ini dihadiri antara lain Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Badan Gizi Nasional, Badan Karantina Indonesia, Perum Bulog, ID FOOD, PT Food Station Tjipinang Jaya, HKTI, HIPPINDO, APRINDO, AP3MI, PT. Seger, PERPADI, PIBC, GPMT, AKINDO, GAKOPTINDO, PPKN, KOPTI, PIKJ, PUSBARINDO, AACI, PINSAR, KPUN, GOPAN, PLN, PPN, JAPPDI, ADDI, ASPIDI, GAPUSPINDO, APDI, IKAPPI, APPSI, ASPARINDO.