• Oase

Menilik Asal Usul Peci dan Perkembangannya di Indonesia

M. Habib Saifullah | Rabu, 09/04/2025 15:05 WIB
Menilik Asal Usul Peci dan Perkembangannya di Indonesia Ilustrasi penggunaan peci atau songkok di Indonesia (Foto: Humas MPR RI)

Katakini.com - Peci, juga dikenal sebagai songkok atau kopiah, merupakan penutup kepala yang telah menjadi bagian integral dari budaya dan identitas nasional Indonesia.

Bentuknya yang khas, berupa topi bundar dengan bagian atas datar, sering kali terbuat dari kain beludru hitam. Meskipun kini identik dengan pakaian tradisional dan formal di Indonesia, asal-usul peci memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai pengaruh budaya dan agama.

Istilah "peci" diyakini berasal dari bahasa Belanda "petje" yang berarti "topi kecil". Namun, bentuk dan konsep peci sendiri memiliki keterkaitan dengan fez dari Turki dan tarboosh dari Mesir.

Peci mulai dikenal di Nusantara melalui para pedagang Arab dan India yang membawa penutup kepala serupa saat berdagang dan menyebarkan agama Islam. Awalnya, penutup kepala seperti ini hanya digunakan oleh kalangan tertentu, seperti pemimpin atau tokoh agama.

Pada abad ke-15, peci mulai populer di kalangan masyarakat Jawa, khususnya di Giri, salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. Raja Ternate, Zainal Abidin, yang belajar agama di Madrasah Giri, membawa peci ke Maluku sebagai buah tangan. Pada masa itu, peci dianggap barang berharga yang bahkan dapat ditukar dengan rempah-rempah seperti cengkih.

Selama era kolonial Belanda, terjadi upaya untuk mengubah gaya berpakaian masyarakat Jawa dengan memperkenalkan pakaian bergaya Barat. Meskipun demikian, peci tetap mempertahankan eksistensinya dan terus digunakan oleh berbagai kalangan, termasuk para priyayi yang memadukannya dengan pakaian Barat.

Peran peci sebagai simbol nasionalisme semakin menguat pada awal abad ke-20. Tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Agus Salim sering mengenakan peci dalam berbagai kesempatan.

Soekarno, misalnya, mempopulerkan peci hitam sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan identitas nasional Indonesia. Peci menjadi lambang kesetaraan dan kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka.

Selain sebagai simbol nasionalisme, peci juga memiliki makna religius bagi umat Islam di Indonesia. Penutup kepala ini sering digunakan saat melaksanakan ibadah salat dan menghadiri acara keagamaan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, desain dan motif peci mengalami perkembangan. Dari yang awalnya polos dan monoton, kini peci hadir dengan berbagai motif etnik dan bahan material yang lebih berkualitas, menambah nilai estetika dari peci itu sendiri.

Saat ini, peci tetap menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. Penggunaannya meluas di berbagai kalangan, baik dalam acara resmi kenegaraan, upacara adat, maupun kegiatan sehari-hari.

Keywords :


Peci Sejarah
.
Tradisi Budaya
.