• News

Hamas Rilis Video Sandera Israel-Amerika yang Ditawan di Gaza

Yati Maulana | Selasa, 15/04/2025 09:30 WIB
Hamas Rilis Video Sandera Israel-Amerika yang Ditawan di Gaza Foto Edan Alexander, prajurit Amerika-Israel dan Pasukan Pertahanan Israel yang disandera oleh Hamas, di kota asalnya di Tenafly, New Jersey, AS, 14 Desember 2024. REUTERS

YERUSALEM - Hamas pada hari Sabtu merilis video yang konon merupakan sandera Israel-Amerika Edan Alexander, yang telah ditawan di Gaza sejak ia ditangkap oleh militan Palestina pada 7 Oktober, 2023.

Dalam video yang tidak bertanggal, pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Edan Alexander menyatakan bahwa ia telah ditahan di Gaza selama 551 hari. Pria itu mempertanyakan mengapa ia masih ditahan dan memohon agar dibebaskan.

Alexander adalah seorang prajurit yang bertugas di militer Israel.

Video yang diedit dirilis saat orang-orang Yahudi mulai merayakan Paskah, hari libur selama seminggu yang merayakan kebebasan.

Keluarga Alexander merilis pernyataan yang mengakui video tersebut yang mengatakan bahwa hari libur tersebut tidak akan menjadi hari libur kebebasan selama Edan dan 58 sandera lainnya di Gaza tetap ditawan.

Hamas telah merilis beberapa video selama perang tersebut, para sandera memohon untuk dibebaskan. Pejabat Israel telah menolak video-video sebelumnya sebagai propaganda yang dirancang untuk menekan pemerintah.

Perang tersebut telah berlangsung selama delapan belas bulan. Hamas membebaskan 38 sandera berdasarkan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari. Pada bulan Maret, militer Israel melanjutkan operasi darat dan udara di Gaza, membatalkan gencatan senjata setelah Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata tanpa mengakhiri perang.

Pejabat Israel mengatakan bahwa operasi akan terus berlanjut hingga 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Gaza didemiliterisasi. Hamas bersikeras akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dan telah menolak tuntutan untuk meletakkan senjata.

AS, Qatar, dan Mesir menjadi penengah antara Hamas dan Israel.

Perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu komunitas Israel selatan dekat Gaza pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut otoritas Israel.

Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina di Gaza, menurut pejabat kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas. Sebagian besar penduduk telah mengungsi dan sebagian besar wilayah Gaza hancur.