15 April, Sejarah Tenggelamnya Kapal Titanic

M. Habib Saifullah | Selasa, 15/04/2025 12:15 WIB
15 April, Sejarah Tenggelamnya Kapal Titanic Reruntuhan kapal Titanic yang tenggelam di Samudera Atlantik (FOTO: ALAMY STOCK)

JAKARTA - Pada tanggal 15 April 1912, dunia dikejutkan oleh kabar tenggelamnya RMS Titanic, kapal penumpang terbesar dan termewah pada masanya. Tragedi yang terjadi di tengah Samudra Atlantik Utara itu menewaskan lebih dari 1.500 orang dari sekitar 2.200 penumpang dan awak kapal. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana maritim paling tragis dalam sejarah dunia modern.

Titanic berangkat dari pelabuhan Southampton, Inggris, pada 10 April 1912 dengan tujuan akhir New York, Amerika Serikat. Kapal ini dirancang dengan teknologi tercanggih dan dijuluki sebagai “kapal yang tak bisa tenggelam.”

Namun, kepercayaan itu berubah menjadi ironi pahit ketika kapal menabrak gunung es besar pada malam 14 April sekitar pukul 23.40 waktu setempat. Dalam waktu kurang dari tiga jam, pada dini hari tanggal 15 April, Titanic benar-benar tenggelam ke dasar laut.

Kapal ini dilengkapi dengan fasilitas mewah untuk penumpang kelas satu, seperti kolam renang, ruang baca, restoran bergaya Prancis, dan kamar dengan furnitur layaknya hotel bintang lima.

Namun di balik kemewahan itu, Titanic hanya membawa 20 sekoci penyelamat, jumlah yang tidak cukup untuk separuh dari total orang di dalam kapal. Inilah salah satu faktor utama yang membuat angka korban jiwa sangat tinggi.

Jumlah Korban dan Dampaknya

Sebanyak 705 orang berhasil diselamatkan, sebagian besar dari mereka adalah penumpang kelas satu. Sementara penumpang kelas dua dan tiga serta sebagian besar awak kapal menjadi korban karena keterbatasan akses ke sekoci dan lambannya evakuasi. Suhu air laut yang mencapai −2°C membuat banyak korban meninggal akibat hipotermia dalam hitungan menit.

Tragedi ini mengundang keprihatinan dan kemarahan publik internasional. Dalam waktu singkat, berbagai negara maritim menyerukan pembaruan terhadap protokol keselamatan laut. Pada tahun 1914, tragedi Titanic menjadi latar belakang disahkannya Konvensi Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) yang mengatur standar keselamatan internasional yang masih digunakan hingga hari ini.

Penemuan Bangkai Kapal dan Warisan Sejarah

Bangkai Titanic baru ditemukan pada tahun 1985 oleh ekspedisi gabungan Amerika Serikat dan Prancis di kedalaman sekitar 3.800 meter di dasar Samudra Atlantik. Penemuan ini membuka kembali minat publik dan dunia akademik terhadap peristiwa Titanic.

Penelitian terhadap reruntuhan kapal terus dilakukan hingga kini sebagai upaya memahami lebih dalam mengenai tragedi tersebut dan pelajaran yang bisa diambil.