Beirut, Katakini.com - Kesepakatan Abad Ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung beberapa dekade dimaksudkan untuk menghancurkan perjuangan Palestina.
Demikian kata Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Lebanon, Beirut, ketik berbicara kepada para pendukungnya pada Minggu (16/2) sore.
"Itu bukan kesepakatan. Ini adalah proposal Trump untuk memberantas perjuangan Palestina. Tak satu pun dari faksi Palestina akan menyetujui rencana itu. Ini adalah dasar untuk menggagalkan skema AS," kata Nasrallah.
Nasrallah memuji penolakan negara Lebanon terhadap rencana perdamaian Timur Tengah racikan Trump tersebut. Menurutnya, kesepakatan tersebut sangat bahaya bagi Beirut.
Nasrallah mengatakan elemen yang paling berbahaya dari perjanjian itu adalah naturalisasi pengungsi Palestina di negara-negara Arab seperti Lebanon, mendesak agar rencana itu hanya melayani kepentingan Trump dan memajukan rencananya demi rezim Israel.
"Pemerintahan Trump baru-baru ini melakukan dua kejahatan: Pertama, pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Abu Mahdi al-Muhandis, komandan Unit Mobilisasi Populer (PMU) dan rekan-rekannya di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari. Kedua, pengumuman kesepakatan abad ini," katanya.
Nasrallah menggambarkan pemerintahan Trump sebagai yang paling sombong, tidak adil dan korup dalam sejarah AS, menekankan bahwa kejahatan Washington telah mengantar pada awal konfrontasi langsung dengan pasukan perlawanan di Asia Barat.
"Orang Arab dan Muslim perlu membentuk front perlawanan yang bersatu untuk menghadapi Setan Besar (sebuah julukan untuk Amerika Serikat)," kata Nasrallah.
Di bagian lain dalam sambutannya, Nasrallah meminta rakyat Lebanon untuk memboikot produk-produk yang dibuat di AS ketika Washington berusaha menggunakan pengaruh ekonomi untuk membuat negara Arab menyerah pada tuntutannya.
Ia juga mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk berhenti mematok mata uang mereka terhadap dolar AS, dan bergerak menuju devaluasi mata uang Washington.
Nasrallah juga mendesak semua warga Irak memberikan tanggapan yang sesuai atas pembunuhan jenderal anti-terorisme tinggi Iran, Jenderal Soleimani, dan Muhandis dengan mengusir pasukan AS dari Irak, dan membantu Baghdad memainkan peran yang lebih aktif di kawasan itu.