Jakarta, Katakini.com - Ekonom senior Faisal Basri menilai, kebijakan diskon harga tiket pesawat bukan cara tepat menghadapi virus corona. Sebab, tanpa diskon saat ini harga tiket pesawat sudah jatuh.
Sebelumnya, pemerintah memberikan diskon harga tiket pesawat sebagai langkah dalam melawan dampak negatif virus corona COVID-19 pada sektor pariwisata Indonesia. Diskon ini akan berlaku dalam tiga bulan ke depan.
Menurut Faisal, jalan keluar menghadapi virus corona bukan dengan memberikan diskon tiket pesawat. Sebab, pada dasarnya orang-orang menahan untuk pergi. Faisal mencontohkan banyak agendanya yang mestinya dirinya hadiri di luar kota namun dibatalkan.
"Jadi tidak bisa dan saya rasa di seluruh dunia tidak ada yang kasih diskon pesawat, karena otomatis pesawat itu harganya sudah turun. Ke Singapura cuman Rp 1 juta, ada yang Rp 300 ribu. Jadi merasa aneh aja gitu ya," ujarnya di Jakarta, Jumat, (6/03/2020).
Faisal menyebut hal paling penting dalam menghadapi virus corona adalah dengan dengan respons kebijakan kesehatan publik yang kuat. Tidak cukup dengan hanya menghimbau masyarakatnya menjaga kesehatan dan stamina.
"Paling penting untuk menghadapi corona ini adalah strong public health policy response. Bayangkan simpang siurnya pemberitaan," imbuhnya.
Mulai bulan Maret, April, dan Mei 2020 akan diberikan diskon tiket pesawat yang berkisar 45% hingga 50%. Namun kuota diskon ini hanya 25% atau 430.000 seat dari total kapasitas maksimal tiap penerbangan per harinya.
Skema diskon harga tiket pesawat ini adalah voucher dikeluarkan pihak airlines yang kemudian di reimburse ke direktorat angkata udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Setelah tiket diskon terjual maka harga kembali normal.
"Kita tahu bahwa masyarakat dunia pariwisata membutuhkan suatu support. Karenanya Pak Presiden [Jokowi] secara langsung memimpin 2 kali ratas [rapat terbatas] dibahas bagaimana memberikan kemudahan turis domestik ke 10 destinasi," kata Budi Karya, Menteri Perhubungan dalam konferensi pers, Sabtu (29/2/2020).