Katakini.com - Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan, ketahanan energi Indonesia berada dalam kategori `tahan`. Kategori ini dinilai berdasarkan sejumlah indikator.
"Alhamdulillah, skala kita berada di tingkat kondisi (ketahanan energi) yang `tahan` (baik). Skor kita ada di angka 6,44," kata Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto dalam keteranganya Jumat (17/7/2020).
Penilaian indikator ini, jelas Djoko, berdasarkan empat aspek utama, yaitu availability (ketersediaan), accessibility (kemudahan), affordibility (jangkauan) dan acceptability (penerimaan).
Selain itu, juga mempertimbangkan jenis energi yang digunakan publik, infrastruktur, tingkat pemanfaatan energi dan lingkungan hidup.
Djoko mengungkapkan pengukuran indeks ketahanan energi menggunakan metode berbasis Analytical Hierarchy Process (AHP).
"Ada beberapa metode dalam mengukur indeks ketahanan energi. Salah satu yang digunakan adalah AHP melalui software expert choice berdasarkan masukan dari para ahli (energi)," urainya.
Dalam skala tersebut menunjukkan nilai 8-10 merupakan tingkat kondisi "sangat tahan", nilai 6-7,99 tingkat kondisi "tahan", nilai 4-5,99 kondisi "kurang tahan".
Sementara untuk "rentan tahan" berada di angka 2-3,99 dan "sangat rentan" di angka 0-1,99.
Hasil ini menunjukkan perkembangan indeks ketahanan energi Indonesia adanya kecenderungan meningkat dan menuju ke tingkat kondisi yang sangat tahan.
"Dari tahun ke tahun skor ketahanan energi kita terus meningkat, dari tahun 2016 (skor 6,38), tahun 2017 (6,40), dan 2018 (6,44)," jelas Djoko.
Hasil penilaian tersebut dapat dijadikan referensi untuk pemerintah dalam mengidentifikasi arah perubahan kebijakan energi.