Katakini.com - Group musik Linkin Park menyatakan tidak penah mendukung Donald Trump menyusul pemakaian lagu milik mereka dalam sebuah iklan kampanye.
Pada Sabtu (18/7/2020), Twitter menghapus video kampanye yang menampilkan cover lagu Linkin Park 2002 "In the End" karena mendapat keluhan hak cipta. Iklan video tersebut, awalnya diunggah oleh direktur media sosial Gedung Putih, Dan Scavino, kemudian di-retweet oleh Trump.
"Linkin Park tidak dan tidak akan mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya untuk menggunakan musik kami. Pemberitahuan soal penghapusan telah dikeluarkan," kata Linkin Park melalui Twitter, dilansir The Hollywood Reporter, Senin (20/7/2020).
Twitter langsung menghapus video kampanye setelah menerima pemberitahuan Akta Hak Cipta Milinium Digital dari Machine Shop Entertainment atau perusahaan tata kelola yang dimiliki Linkin Park. Video ini menggunakan lagu yang di-cover oleh Tommee Profitt dan menampilkan Jung Youth serta Fleurie.
Sementara itu, Youth yang vokalnya muncul dalam video kampanye tersebut mengaku sangat tidak setuju karena Trump telah menggunakan lagu tanpa izin.
"Sebelumnya hari ini saya mengetahui bahwa Trump secara ilegal menggunakan lagu penutup yang saya ada di dalamnya pada sebuah video propaganda yang ia tweet," ujar Youth.
"Siapa pun yang mengenal saya tahu saya menentang keras kefanatikan dan rasisme. Banyak cinta untuk semua orang di komunitas Twitter yang membantu menurunkan videonya," kata Youth melanjutkan.