Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa (10/11/2020), menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif Rp10 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS11052021 sebesar Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,02688 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 11 Mei 2021 ini mencapai Rp2,1 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3 persen dan tertinggi 4,25 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS027 sebesar Rp1,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,45827 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,4 persen dan tertinggi 4,68 persen.
Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,12974 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp5,4 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,09 persen dan tertinggi 5,5 persen.
Untuk seri PBS025, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,81602 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 ini mencapai Rp5,06 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,71 persen dan tertinggi 7,25 persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,3176 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp8 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,28 persen dan tertinggi 7,5 persen.
Sebelumnya, pada Selasa (27/10/2020), pemerintah menyerap dana Rp12,35 triliun dari lelang lima seri sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp20,9 triliun.