• News

Para Pedagang Pasar Harus Tetaplah Patuhi Protokol Kesehatan Meski Sudah Divaksin!

Akhyar Zein | Jum'at, 19/02/2021 10:48 WIB
Para Pedagang Pasar Harus Tetaplah Patuhi Protokol Kesehatan Meski Sudah Divaksin! Seorang pria menerima suntikan vaksin Covid-19 saat vaksinasi massal untuk pedagang dan pekerja di Pasar Tanah Abang di Jakarta, Indonesia, Rabu, 17 Februari 2021 (foto AP)

 
Katakini.com - Indonesia memasuki program vaksinasi Covid-19 tahap kedua, setelah hampir setahun dilanda wabah ini.

Sasarannya sebanyak 38,5 juta orang, terdiri dari warga lanjut usia dan pekerja pelayanan publik.

Wakil presiden Ma’ruf Amin yang berusia 77 tahun juga menerima suntikan pertama vaksin produksi Sinovac, asal China ini.

Vaksinasi tahap ini dimulai dengan penyuntikan terhadap pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta pusat grosir terbesar di Asia Tenggara, Rabu.

Targetnya bisa menjangkau 55.000 pedagang dalam waktu enam hari.

Pemerintah beralasan, pedagang pasar harus mendapatkan perlindungan terlebih dahulu karena merupakan salah satu penggerak ekonomi.

Sejak awal pandemi Covid-19, pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi memang langsung merasakan dampaknya.

Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sarman Simanjorang mengatakan, sebagian besar masyarakat beralih berbelanja ke supermarket modern karena dianggap lebih bersih daripada pasar tradisional.

“Sangat-sangat drastis ya. Apalagi di awal-awal dulu itu bisa mencapai 50 sampai 60 persen karena orang takut ke luar rumah,” ujar dia kepada Anadolu Agency.

Kini meskipun sudah berangsur membaik, peningkatan pembelian di pasar dirasa secara signifikan berpengaruh positif pada pendapatan para pedagang.

Karena itu vaksinasi kepada pedagang pasar disambut baik.

Pemerintah mendata setidaknya ada 4 juta orang pedagang pasar di seluruh Indonesia.

Pada Februari-Maret ini ditargetkan vaksinasi pedagang pasar bisa mencapai 1,3 juta orang, sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Sarman meyakini, kepercayaan masyarakat untuk berbelanja ke pasar akan kembali ketika para pedagang sudah menerima vaksinasi.

Efek psikologis ini dinilai akan sangat berdampak terhadap perputaran ekonomi di akar rumput.

“Agar mampu memproteksi bahwa pasar itu tidak lagi menjadi potensi menyebarkan covid-19,” kata dia.

Sarman berharap vaksinasi Covid-19 rampung pada Maret sebelum menjelang Ramadan datang, saat aktivitas konsumsi masyarakat naik.

Di Pasar Tanah Abang, perputaran uang pada hari normal bisa mencapai Rp200 miliar per hari, uang itu bertambah berkali-kali lipat pada Ramadan menjelang Lebaran.

Meski telah menerima vaksin, Sarman mengingatkan rekan-rekannya agar tetap menjaga protokol kesehatan.

Pedagang kata dia tak boleh lengah, sarana dan prasarana seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer akan tetap harus tersedia di pasar.

“Kita mengajak kepada seluruh pedagang pasar tetap melaksanakan protokol kesehatan dan harus diawasi oleh satgas yang ada di masing-masing pasar,” ujar Sarman.

-Penggerak ekonomi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai vaksinasi ke pedagang perlu didorong karena mampu memicu kepercayaan konsumen untuk datang kembali ke pasar.

Saat pandemi ini, pasar, toko dan aktivitas perbelanjaan lain memang mengalami pukulan berat, karena konsumen takut pergi ke pusat-pusat keramaian.

“Kalau vaksinasi tahap kedua ini sukses aktivitas ekonomi bisa mulai menggeliat lagi,” kata dia.

Namun menurut Bhima, vaksinasi juga idealnya diberikan paralel ke konsumen, masyarakat umum dan juga jasa kurir logistik karena memiliki mobilitas tinggi.

Mereka inilah yang sering bolak-balik berinteraksi dengan pedagang sehingga mempunyai risiko penularan tinggi.

“Kalau sesuai jadwal, pada semester kedua harusnya sudah tumbuh positif,” ujar dia.

Pasar memang dianggap sebagai salah satu pusat penyebaran wabah ini.

Pasar adalah tempat aktivitas pertemuan manusia tertinggi dan pengunjungnya sering tidak taat protokol kesehatan.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun dalam sebuah diskusi mengatakan para pedagang menyambut baik, karena vaksinasi ini akan membentengi pelaku ekonomi dari penularan Covid-19.

Dampak vaksinasi menurut dia bisa sangat besar, terutama untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap di pusat ekonomi ini.

“Kuartal pertama dan kedua kita bisa masuk tren positif dengan vaksinasi ini,” ujar dia.

Namun kata dia, vaksinasi dengan target 4 juta orang pedagang ini belum menjangkau pelaku UMKM secara signifikan, karena masih ada 60 juta pelaku lain yang belum tersentuh.

Selain pedagang pasar, menurut pedagang di warung-warung tradisional juga harus mendapat prioritas program vaksinasi. Demikian juga para penjaga toko-toko retail yang sering berinteraksi dengan pembeli.

Dia juga mengimbau para pelaku UMKM untuk menggunakan kesempatan vaksinasi ini agar tidak ragu melakukan interaksi antara penjual dan pembeli.

“Kami sangat mengapresiasi program ini. walaupun sudah divaksin tidak ada yang menjamin kapan pandemi ini berakhir. Jadi tetap patuhi protokol kesehatan sampai wabah ini dinyatakan berakhir,” ujar dia.

Epidemiolog Univesitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria mengatakan pedagang harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat hingga 2-4 minggu setelah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Situasi penularan Covid-19 saat ini belum terkendali, karena itu masyarakat yang telah mendapatkan vaksin harus tetap menjalankan protokol kesehatan.

“Salah satu harapan vaksin adalah menurunkan risiko Covid-19 dengan gejala ringan, sedang atau berat. Diharapkan juga ada penurunan kemampuan penularan dari orang yang terinfeksi setelah divaksin,” ujar dia.

Menurut dia saat ini bukti penurunan transmisi penularan Covid-19 dengan vaksin belum cukup kuat.

Namun kata dia masih ada harapan, karena itu protokol kesehatan perlu tetap dilakukan setelah vaksinasi.

-Masih bisa menularkan

Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman menilai pemberian vaksinasi Covid-19 pada pedagang pasar kurang tepat.

Menurut dia, meski telah mendapatkan, pedagang masih bisa terinfeksi dan menularkan kepada orang lain.

Sehingga langkah ini menurut dia belum bisa menyelesaikan berbagai persoalan pandemi, seperti penularan, pembentukan herd immunity (kekebalan populasi), menurunkan angka kesakitan atau kematian.

“Karena orang ke pasar masih tetap bisa terinfeksi selama tidak melakukan protokol kesehatan dengan optimal,” ujar Dicky.

Program vaksinasi Covid-19 ini menurut Dicky seharusnya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, warga lanjut usia dan yang memiliki penyakit bawaan.

Karena secara data epidemolog mereka paling rawan terpapar dan berkontribusi dalam angka kesakitan dan kematian.

Menurut dia, konsentrasi penanganan pandemi pemerintah terpecah antara kesehatan dan keberlanjutan ekonomi sehingga tidak optimal menurunkan angka kematian dan kesakitan.

Dicky juga mengingatkan agar para pedagang pasar tetap menjalankan protokol kesehatan meski telah menerima vaksinasi.

Pemerintah juga diminta untuk tetap mengatur jarak antar-pedagang dengan pengawasan ketat dari petugas.(Anadolu Agenny)