• News

Petugas Kesehatan Filipina Tidak Diberikan Vaksin Sinovac

Budi Wiryawan | Senin, 22/02/2021 20:10 WIB
Petugas Kesehatan Filipina Tidak Diberikan Vaksin Sinovac Vaksin Sinovac buatan China di simpan di Bandung

Katakini.com - Filipina  menyetujui vaksin COVID-19 Sinovac Biotech untuk penggunaan darurat, tetapi Badan Makanan dan Obat-obatan (FDA) negara itu mengatakan tidak akan merekomendasikan vaksin tersebut diberikan kepada petugas kesehatan.

Disadur dari Reuters, Kepala FDA, Rolando Enrique Domingo mengatakan, data uji coba tahap akhir menunjukkan vaksin memiliki kemanjuran yang lebih rendah ketika digunakan untuk petugas kesehatan yang terpapar COVID-19 dibandingkan dengan orang sehat berusia 18 hingga 59 tahun.

Filipina memiliki sekitar 1,4 juta pekerja kesehatan. "Menurut para ahli kami, vaksin (Sinovac) bukanlah vaksin terbaik untuk mereka," kata Domingo dalam sebuah pengarahan, merujuk pada petugas kesehatan.

Dia mengutip hasil uji klinis CoronaVac Sinovac di Brasil, Turki dan Indonesia.

Sinovac belum direkomendasikan untuk petugas kesehatan karena kemanjurannya 50,4 persen pada petugas kesehatan yang terpapar virus korona dalam percobaan di Brasil, Manila Bulletin and Rappler melaporkan.

Mengutip pihak berwenang, outlet berita mengatakan tingkat kemanjuran bagi orang sehat berusia 18 hingga 59 tahun yang tidak terpapar virus lebih tinggi, sekitar 65 hingga 91 persen.

CoronaVac adalah kandidat ketiga yang mendapatkan persetujuan darurat untuk digunakan di negara Asia Tenggara berpenduduk lebih dari 108 juta itu.

Itu membuka jalan untuk pengiriman 600.000 dosis vaksin Sinovac yang telah disetujui untuk disumbangkan oleh China, yang akan tiba pada hari Selasa tetapi telah ditunda karena tidak adanya otorisasi.

Filipina, yang memiliki jumlah infeksi dan kematian virus korona tertinggi kedua di Asia Tenggara, belum memulai kampanye imunisasi.

Mereka mengandalkan 117.000 suntikan Pfizer dan BioNTech yang diamankan melalui fasilitas berbagi vaksin internasional COVAX untuk memulai program vaksinnya.

Namun, pertanyaan yang belum terselesaikan tentang siapa yang akan membayar klaim atas kerusakan jika terjadi efek samping dari inokulasi telah menunda pengiriman.

Sebuah RUU sedang menunggu di Kongres yang berupaya memberikan ganti rugi kepada pembuat vaksin COVID-19. "Kami meminta kesabaran Anda karena vaksin tertunda beberapa hari, tetapi akhirnya kami dapat memulai vaksinasi," kata juru bicara kepresidenan Harry Roque dalam penjelasan terpisah.