Katakini.com - Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melakukan kunjungan ke Bendungan Ciawi (Cipayung), Bogor, pada Hari Rabu (24-2-2021).
Pembangunan bendungan ini sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Nomor 152, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018.
"Bendungan akan difungsikan sebagai penahan air. Kami melakukan kunjungan ini untuk mengawal pembangunan dan mendiskusikan penyelesaian dari kendala yang ada," ujar Asisten Deputi (Asdep) Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air Rahman Hidayat.
Berbeda dengan bendungan lainnya, Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering atau dikenal sebagai dry dam dan menjadi yang pertama dibangun di Indonesia. Prinsipnya, bendungan ini tidak memiliki turbin atau pintu air dan baru akan digenangi air pada musim hujan. Selama musim kemarau, bendungan ini kering. "Sistem waduk ini seperti bottleneck," ujar Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Dony Hermawan yang mendampingi saat kunjungan.
Proyek yang dikelola oleh BBWS Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Brantas Abipraya bersama PT Sacna tersebut dimulai sejak tanggal 2 Desember 2016 dan masih dalam proses pembangunan.
"Hingga Februari 2021, proses konstruksi Bendungan Ciawi telah mencapai angka 81,64 persen, sedangkan progress lahan sebesar 94,81 persen," beber Kepala Satker Dony. Bendungan Ciawi ditargetkan untuk selesai pada Desember 2021.
Nantinya, bendungan ini akan mampu menampung volume air sebanyak 6,05 juta m3 dan luas genangan 39,40 hektar sehingga diharapkan mampu mengendalikan dan mengurangi banjir hingga 111,75 m3/detik.
Bendungan ini, selain Bendungan Sukamahi, menjadi rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta. Pada periode curah hujan tinggi, bendungan ini akan mampu menahan kelebihan air dan mengalirkannya secara terkontrol.
Selain bertujuan untuk mengendalikan banjir Sungai Ciliwung, bendungan ini juga menjadi lokasi konservasi sumber daya air dan pengembangan pariwisata di Jawa Barat.
Pekerjaan berjalan kini meliputi pekerjaan timbunan, struktur spillway dan dinding penahan tanah (DPT), dan chute spillway. Mengungkapkan komitmennya, Kepala Satker Dony menjelaskan, "Sejak bulan November hingga Februari ini, pengerjaan proyek terhambat karena curah hujan tinggi, terutama untuk penimbunan."
Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah menutup lapisan timbunan dan stockpile dengan terpal, juga trial embarkment untuk menjaga kadar air. Tetapi untuk spillway masih dapat terus dikerjakan.
Asdep Rahman juga menyampaikan agar dicarikan teknologi dan/atau inovasi yang dapat mengatasi kendala akibat curah hujan tinggi yang lumrah terjadi di Bogor, sehingga penyelesaian Bendungan Ciawi tidak terkendala cuaca. "Jangan terus mengandalkan cuaca, jangan sampai penyelesaiannya jadi terlambat selesai," pesannya.