Jakarta, katakini.com - Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi berdampak pada terjadinya peningkatan angka kemiskinan di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk miskin ini terjadi lantaran pandemi menyebabkan banyak kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan seperti biasa, sehingga pendapatan masyarakat pun tertekan.
Salah satu yang sangat terdampak adalah sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berdasakan data dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemekop UKM) sektor usaha UMKM yang paling terdampak covid antara lain 35,88 persen penyedia akomodasi dan makanan minuman, 23,33 persen pedagang besar dan eceran serta 17,83 persen industri pengolahan umkm.
Ibu Desi merupakan salah satu pemilik warung Fatika di wilayah Palmerah Jakarta Barat yang telah menjalani profesinya sebagai pedagang sejak 10 tahun lalu. Merasakan beratnya berjualan di masa pandemic di tengah kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Bukan saja untuk makan sehari-hari tapi juga untuk membiayai anak-anaknya bersekolah.
“Biasanya sehari saya bisa dapat uang 300 ribu sehari, sejak pandemi pendapatannya dari berjualan berkurang. Kadang Cuma dapat 50 ribu sehari. Tapi, ya semua harus di syukuri”. ujar bu Desi dengan tetap tersenyum.
Berawal dari melihat orang tuanya yang memiliki warung kelontong, diapun akhirnya mengikuti jejak orang tuanya berjualan untuk menghidupi ketiga orang anaknya hasil pernikahan dengan suaminya, yang kini sudah meninggal. Dengan modal uang tiga juta rupiah hasil menjual sepedah motor peninggalan suaminya, Ibu Desi membuka warung kelontong.
“Alhamdulillah dari hasil ngewarung saya bisa menyekolahkan anak-anak saya. Yang besar anak saya sudah duduk di bangku SMK," lanjut Bu Desi dengan bangga.
Sejak jadi pedagang hampir 10 tahun, baru kali ini Bu Desu dapat hadiah besar berupa TV LED. Lebih Bu Desi menceritakan kisahnya. Awalnya dia beli 3 Kuaci Rebo, kemudian dia menggosoknya, dan mendapat pulsa. “Beli yang kedua kalinya saya dapat TV LED. Saya bersyukur sekali bisa dapat TV besar, mana pas bulan Ramadhan, jadi saya pikir ini rejeki bulan Ramadhan. Tentu rasanya senang, bersyukur dapat rejeki yang tidak disangka-sangka. Gak mimpi juga bakal dapat TV. Tapi dalam hati saya berdoa semoga mendapat hadiah utama. Eh ternyata doa saya dikabulkan. Anak-anak juga pada seneng dapat TV gede, katanya kaya di layar tancep,” seloroh Bu Desi dengan polos.
“Pokoknya saya gak nyesel deh beli kuaci Rebo. Murah, enak dan dapat hadiah. Buat Kuaci Rebo mudah-mudahan laris manis” tambah Bu Desi mengakhiri kebahagiaanya.
Adapun untuk program Gosok-Gosok Rejeki Kuaci Rebo berlaku di seluruh Indonesia sejak 15 Januari hingga 31 Juli 2021, kesempatan masih terbuka lebar untuk para pedagang pengecer memiliki kesempatan mendapatkan tambahan rejeki dengan memenangkan ratusan logam mulia, puluhan sepeda gunung, puluhan televisi LED dan milyaran hadiah pulsa.
Program ini merupakan bentuk kepedulian PT Gumindo Bogamanis melalui produk Kuaci Rebo yang merupakan market leader untuk produk kuaci di Indonesia, agar masyarakat terutama para pedagang pengecer dapat mengambil manfaatnya di tengah kondisi ekonomi yang sulit ini” jelas Marselus Albert selaku Marketing Manager PT. Gumindo Bogamanis. Lebih lanjut Marselus menjelaskan sejak program ini dijalankan, telah diperoleh sejumlah pemenang dan dari sejumlah hadiah yang diberikan sampai saat ini sudah lebih dari 50% yang diterima oleh para pedagang pengecer.
“Saya tidak menyangka ternyata antusiasme dari para pemenang sangat besar. Harapan kami, program Gosok-Gosok Rejeki Kuaci Rebo ini bisa diikuti oleh seluruh pedagang pengecer sehingga ada lebih banyak orang lagi yang bisa terbantu dengan tambahan rejeki yang diberikan,” tambah Marselus.