• Bisnis

Perusahaan Pengiriman Makanan Booming

Akhyar Zein | Sabtu, 14/08/2021 07:38 WIB
Perusahaan Pengiriman Makanan Booming Seorang pegawai pengiriman makanan DoorDash sedang mengantarkan pesanan dari konsumen (foto: Bloomberg/ft.com)

Katakini.com,- DoorDash dan Instacart sama-sama bergerak di bisnis pengiriman makanan, hanya saja Instacart lebih terfokus pada pengiriman bahan-bahan kebutuhan pokok.

Saham DoorDash sempat naik secara signifikan karena munculnya laporan-laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan Amerika Serikat itu sedang mengadakan pembicaraan untuk membeli Instacart.

Media-media berita membeberkan, transaksi pembeliannya diperkirakan bernilai antara $40 miliar dan $50 miliar. Pembicaraan itu belakangan berantakan, sebagian karena munculnya kekhawatiran bahwa rencana merger itu akan mendapat tentangan badan pengawas antimonopoli AS.

Terlepas dari berhasil tidaknya rencana itu, banyak pakar berpendapat bahwa fakta ini menunjukkan, bisnis industri pengiriman makanan kian booming, sehingga berbagai usaha digelar oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri itu untuk memperluas usaha mereka.

Erik Thoresen, pakar industri makanan, mengatakan rencana konsolidasi perusahaan-perusahaan pengiriman makanan di AS, sebetulnya sudah diperkirakan banyak pihak.

“Nah, konsolidasi sepertinya sedang tren saat ini. DoorDash dan Instacart membicarakan kesepakatan seperti itu sungguh masuk akal. Instacart sepertinya berusaha melakukanakuisisi ke berbagai saluran, termasuk pengiriman makanan jadi. Rencana Instacart ini sepertinya meniru Grab yang memungkinkan konsumen memperoleh produk dari berbagai saluran. Saya pikir ini adalah indikator yang baik tentang arah yang kita tuju di masa depan," jelasnya.

Menurut Thoresen, konsolidasi itu juga didorong perubahan pola belanja konsumen. Mengingat industri ini sudah cukup berkembang sejak sebelum pandemi, konsumen kini lebih selektif dan perusahaan-perusahaan jasa pengiriman semakin kompetitif.

"Saya melihatnya dalam dua periode waktu yang berbeda. Pada masa pra-COVID-19, pasar benar-benar menunjukkan begitu banyak momentum dan pertumbuhan, dan itu adalah pasar di mana ada banyak keantusiasan untuk berpartisipasi di pasar, sebagai pengantar, sebagai sopir, atau sebagai penyedia makanan, meskipun mahal. Pada masa pandemi, perilaku konsumen berubah. Mereka menjadi lebih selektif sehingga mendorong pihak ketigaatau penyedia layanan pengiriman, untuk menjadi lebih kompetitif."

Instacart, yang berencana untuk mendaftarkan dirinya di bursa saham dalam beberapa bulan lagi, dikabarkan sebagai pihak yang memulai pembicaraan itu.

Instacart juga secara terpisah memulai pembicaraan dengan Uber tentang kemitraan serupa dengan GoPuff. Seandainya terwujud, berdasarkan kemitraan itu, pelanggan layanan pengiriman makanan Uber dapat membeli barang dari GoPuff. Tidak jelas apakah pembicaraan itu sudah dihentikan atau secara diam-diam masih berlangsung.

Seorang juru bicara Instacart menolak berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters, sementara DoorDash mengatakan tidak mengomentari rumor dan spekulasi. Uber tidak segera menanggapi permintaan komentar.