JAKARTA - Pemerintah berhasil meraup Rp9 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp52,46 triliun.
Hasil lelang sukuk ini mendekati target indikatif Rp10 triliun.
Demikian keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa (24/8/2021).
Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,34125 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp13,99 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,32 persen dan tertinggi 4,53 persen.
Untuk seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,08971 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp7,55 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,07 persen dan tertinggi 5,24 persen.
Untuk seri PBS030, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,83 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2028 ini mencapai Rp3,48 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,83 persen dan tertinggi 5,94 persen.
Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp3,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,45878 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp14,17 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,43 persen dan tertinggi 6,6 persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,12957 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp5,91 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,11 persen dan tertinggi 7,31 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang dari SPNS12022022, meski penawaran masuk mencapai Rp7,35 triliun.
Dengan lelang tersebut, maka realisasi penerbitan sukuk negara periode Januari-Agustus 2021 telah mencapai Rp194,09 triliun.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah juga menyerap dana Rp4,5 triliun dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan cara penempatan langsung atau private placement.
Seri SUN tersebut adalah FR0082 dengan tingkat kupon 7 persen, serta memiliki tanggal jatuh tempo pada 15 September 2030.
Dengan penerbitan SUN ini, maka jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-Agustus 2021 mencapai Rp506,74 triliun. Demikian antarannews memberitakan.