• Sport

Indonesia Lampaui Target, Paralimpiade Tokyo 2020 Resmi Ditutup

Yahya Sukamdani | Minggu, 05/09/2021 22:33 WIB
Indonesia Lampaui Target, Paralimpiade Tokyo 2020 Resmi Ditutup Layar yang menunjukkan itung mundur menuju hari pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 dan Pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena pandemi Covid-19, di Tokyo, Jepang, 14 April 2021.(foto: Reuters)

JAKARTA - Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Andrew Parsons, resmi menutup Paralimpiade Tokyo 2020, Minggu (5/9/2021).

Kontingen Indonesia sukses melampaui target awal yang dicanangkan pemerintah, baik dari aspek perolehan medali maupun peringkat akhir klasemen.

Indonesia menduduki peringkat ke-43 klasemen akhir perolehan medali Paralimpiade Tokyo 2020.

Seperti dilansir antaranews, skuad Merah Putih sebelumnya hanya diprediksi dapat membawa pulang lima medali dari Tokyo 2020 dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu, serta finis di urutan ke-60.

Namun Indonesia justru melejit dengan perolehan sembilan medali pada edisi kali ini, dengan rincian dua emas, tiga perak, dan empat perunggu.

Dua medali emas tersebut datang dari cabang para-badminton yang baru pertama kali dipertandingkan di ajang Paralimpiade.

Leani Ratri Oktila menjadi orang yang bertanggung jawab atas emas tersebut setelah menyumbangkan dua emas pada nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.

Selain itu, perak disumbangkan oleh Ni Nengah Widiasih (angkat berat) Leani Ratri (tunggal putri SL4), dan Dheva Anrimusthi (tunggal putra SU4).

Adapun medali perunggu diraih oleh Saptoyogo Purnomo (lari 100m T37), David Jacobs (tenis meja), Suryo Nugroho (para-badminton tunggal putra SU5), dan Fredy Setiawan (tunggal putra SL4).

Pada sesi poenutupan, Presiden IPC, Andrew Parsons, menyampaikan, "Saya tidak menyangka perjalanan, pertandingan hampir selesai... Saya tidak ingin melakukan ini, tetapi sudah waktunya bagi saya untuk menyatakan Paralimpiade Tokyo 2020 ditutup."

Selama 12 hari, Parsons mengatakan, para atlet telah memberikan harapan, membuka pemikiran, dan yang terpenting "atlet mengubah kehidupan."

"Paralimpiade membantu mewujudkan mimpi banyak orang di Tokyo dan memberikan harapan bagi yang menonton di rumah," ujar Parsons.

"Semua atlet Paralimpiade di seluruh dunia, sampai jumpa di Paris tiga tahun lagi," tutup Parsons.