katakini.com--Wakil Presiden KH Maruf Amin minta Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama 5 bupati di NTT agar memperkuat perencanaan dan penganggaran program pengurangan kemiskinan ekstrem dalam APBD masing-masing.
Hanya saja, Wapres Maaruf Amin mewanti-wanti agar perencanaan dan program tersebut sesuai dengan karakteristik miskin ekstrem di wilayah masing-masing.
Peermintaan tersebut disampaikan Wapres Maruf Amin saat memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2021 di Provinsi NTT bersama Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama lima bupati di NTT yang wilayahnya menjadi prioritas pengurangan kemiskinan ekstrem di NTT.
Kelima bupati tersebut adalah Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing, Bupati TTS, Egusem Piether Tahun, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bulu, Bupati Sumba Tengah, Paul Kira dan Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas di Kupang, Minggu (17/10/2021).
Wapres Maruf Amin pun meminta agar gubernur dan seluruh bupati wilayah prioritas tahun 2021 di Nusa Tenggara Timur untuk dapat bekerja keras memastikan agar seluruh rumah tangga miskin ekstrem mendapatkan seluruh program, baik program pengurangan beban pengeluaran maupun program pemberdayaan.
Provinsi NTT sendiri menjadi wilayah terakhir yang dikunjungi Wapres KH Maruf Amin dalam rangkaian kunjungan kerja terkait prioritas pemerintah untuk pengurangan kemiskinan ekstrem tahun 2021.
Sebelumnya Wapres Maruf Amin telah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Kunker ini Wapres Maruf Amin didampingi beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menteri koperasi UKM, Teten Masduki.
Secara khusus Maruf Amin mengatakan bahwa dalam tahun 2021 ini tinggal yang tinggal 3 bulan lagi akan disiapkan bantuan berupa tambahan uang tunai khusus untuk rumah tangga miskin ekstrem di 5 kabupaten prioritas di NTT dengan menggunakan data yang sekarang tersedia.
Untuk program khusus 2021 ini, pemerintah akan menggunakan program yang ada yaitu Program Sembako dan BLT-Desa untuk memberikan dukungan tambahan bagi kelompok miskin ekstrem di 5 kabupaten prioritas di NTT pada tahun 2021 ini.
Ia kembali menegaskan bahwa anggaran bukan masalah utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem, karena anggaran kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah sudah mencukupi, namun tantangannya adalah bagaimana program tersebut konvergen dan terintegrasi dengan sasaran yang ditetapkan.
Konvergensi merupakan faktor utama dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem untuk memastikan seluruh program penanggulangan kemiskinan ekstrem mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran dan pelaksanaan program tertuju pada lokus yang sama baik itu secara wilayah maupun target masyarakat yang tepat.
Setelah rapat kerja, bertempat di rumah jabatan Gubernur NTT, Wapres Maruf Amin berkesempatan untuk meninjau showcase beberapa program pengurangan kemiskinan ekstrem yang dilakukan di 5 kabupaten prioritas di Provinsi NTT.
Salah satu program yang ditinjau adalah program penyediaan listrik untuk masyarakat miskin ekstrem di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kriteria Kemiskinan Ekstrem
Pemilihan 5 kabupaten prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di NTT pada tahun 2021 tersebut, didasarkan bukan hanya pada kriteria persentase tingkat kemiskinan ekstrem, tetapi juga dikombinasikan dengan jumlah masyarakat miskin ekstrem di wilayah tersebut.
Ukuran tingkat kemiskinan ekstrem yang digunakan mengacu pada definisi Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa Bangsa, yaitu sebesar 1,9 dolar AS PPP (purchasing power parity) per kapita per hari, di bawah ukuran tingkat kemiskinan umum yang digunakan BPS yaitu sebesar 2,5 US dolar PPP per kapita per hari.
Khusus untuk lima kabupaten di NTT yang menjadi prioritas di tahun 2021 ini, total jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 212.672 jiwa dengan total jumlah rumah tangga miskin ekstrem 89.410 RT.
Jumlah tersebut tersebar di Kabupaten Sumba Timur dengan tingkat kemiskinan ekstrem 17,47% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 45.550 jiwa,
Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan tingkat kemiskinan ekstrem 17.30% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 81.180 jiwa.
Kabupaten Rote Ndao dengan tingkat kemiskinan ekstrem 16,21% jumlah dan penduduk miskin ekstrem 28.720 jiwa.
Kabupaten Sumba Tengah dengan tingkat kemiskinan ekstrem 21,51% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 15.820 jiwa.
Kabupaten Manggarai Timur dengan tingkat kemiskinan ekstrem 15,43% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 44.630 jiwa.