Katakini.com - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan peningkatan nilai ekspor Indonesia sebesar 47,64 persen (y-on-y) hingga September 2021 mendorong kinerja sektor logistik Indonesia. Kinerja ini juga didorong peningkatan nilai impor sebesar 40,31 persen pada periode tersebut.
"Berdasarkan data BPS, nilai ekspor meningkat berturut-turut antara Mei hingga Agustus 2021 walaupun turun pada September 2021 sebesar 3,84 persen (m-to-m). Pada periode itu, nilai impor juga turun sebesar 2,67 persen," kata Setiadi melalui keterangan tertulis yang diterima katakini.com di Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Tercatat nilai ekspor sebesar US$20,60 miliar dan nilai impor sebesar US$16,23 miliar pada September 2021.
Pada periode Januari-September 2021, nilai ekspor total Indonesia sebesar US$164,29 miliar yang disumbang ekspor nonmigas sebanyak 94,63 persen dengan kontribusi terbesar dari industri pengolahan (77,73 persen), diikuti pertambangan (15,08 persen) serta pertanian, kehutanan, dan perikanan (1,82 persen).
Pada periode itu, nilai impor total sebesar US$139,22 miliar dengan sumbangan terbesar dari bahan baku/penolong (75,50 persen) diikuti barang modal (14,37 persen) dan konsumsi (10,13 persen).
Pendorong dan Tantangan
Dengan beberapa indikator seperti peningkatan ekspor-impor itu, Setijadi optimis sektor logistik semakin cepat pulih. Beberapa faktor pendorong lainnya antara lain hasil pembangunan infrastruktur yang meningkatkan konektivitas serta perkembangan teknologi informasi termasuk digitalisasi, internet of things (IoT), dan blokchain.
Secara khusus, merger Pelindo diharapkan juga berdampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi sektor logistik Indonesia.
Namun demikian, masih sangat diperlukan kolaborasi dan sinergi antar pelaku usaha dan pihak-pihak terkait dalam peningkatan efisiensi sektor logistik.
Kolaborasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk pengembangan dan penggunaan shared facilities.