katakini.com - Mahasiswa Universitas Swansea, Alaa Alaizoki, berhasil menciptakan nampan daging daur ulang jenis, yang digadang-gadang bakal menghemat ribuan ton sampah plastik.
Alaizoki yang saat ini menempuh studi gelar doktor teknik, membuat nampan daging tanpa lapisan plastik penyerap terpisah di bawahnya. Dia mengatakan teknologi dapat digunakan di bidang lain, seperti popok.
Menurut penelitian, Meat Promotion Wales, konsumen ingin tahu bahwa makanan dibuat dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Itulah penyebab sekitar 800.000 ton sampah plastik kemasan daging Inggris diproduksi setiap tahun. Dan antara 5-8 persen limbah ini berasal dari bantalan penyerap.
Dalam sebuah kemitraan dengan produsen kemasan Klöckner Pentaplast, desain tersebut telah digunakan oleh pemasok dan pengecer makanan Inggris terkemuka, termasuk Sainsbury`s dan Asda.
Nampan daging Alaizoki 100 persen dapat didaur ulang, dan memungkinkan konsumen untuk melihat daging dari semua sudut melalui plastik bening.
"Padding tradisional bekerja mirip dengan popok atau pembalut wanita, dengan menarik kelembapan dan mengubahnya menjadi gel yang secara fisik tidak dapat bocor kembali ke dalam daging," terang Alaizoki.
Desainnya, lanjut Alaizoki, memungkinkan uap air masuk ke dalam lubang-lubang yang dirancang khusus, tetapi tidak akan membiarkannya keluar kembali.
Kemasan itu selanjutnya dapat dicuci di keran, yang berarti plastik tersebut aman secara kimiawi dan biologis untuk didaur ulang bersama dengan barang-barang rumah tangga lainnya.
"Anda dapat membalikkannya, mengocoknya, menjatuhkannya, tetapi fisika cairan berarti bahwa sampai cairan itu keluar, tidak ada cara untuk cairan itu keluar," lanjut dia.
Teknologi ini hanya dipatenkan untuk digunakan dalam kemasan makanan, tetapi Alaizoki mengatakan teknologi itu bisa memiliki lebih banyak kegunaan.
"Fisika tetaplah fisika, tidak peduli itu kemasan makanan atau produk lainnya," ujar dia.
"Ini berpotensi untuk digunakan dalam popok dan produk saniter, yang saat ini juga langsung dibuang ke TPA, dan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai dengan teknologi gel saat ini," tutup Alaizoki.