JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The Habibie Institute For Public Policy and Governance (HIPPG) memberikan penghargaan atas inovasi masyarakat dalam penanganan stunting.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, BKKBN terus mendorong masyarakat dan seluruh pemerintah daerah menciptakan terobosan dan inovasi untuk menurunkan stunting menjadi sebesar 14 persen pada tahun 2024 nanti.
"Inovasi penting sekali untuk mempercepat penurunan stunting, saya berharap inovasi ini tidak sekedar mencari pemenang, akan tetapi kemudian bisa membawa perubahan untuk wilayahnya masing-masing," ujar Hasto pada Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stuntin,G
Hasto mengatakan, inovasi akan menghasilkan revolusi perubahan mindset dalam tatanan dan cara-cara baru untuk menyebarkan informasi secara menyeluruh. Hal ini terbukti karena para bupati semangat menyebarkan inovasi terhadap desa-desa lainnya.
"Inovasi ini sangat penting untuk membangun kerjasama untuk kepada semua stakeholders. Jika Desa memiliki indikator utama yaitu sebagai membebaskan kemiskinan dan kebebasan stunting," ujar Hasto.
Hasto mengatakan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi telah mengizinkan penggunaan anggaran untuk program stunting seperti operasional dan sebagainya.
Dengan penghargaan ini inovasi-inovasi terbaik bisa tersampaikan ke seluruh wilayah Indonesia sehingga bisa saja diikuti oleh daerah lainnya dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbagai sumber daya alam lokal yang tersedia di masing-masing wilayah," ujarnya.
Seperti salah satu penerima penghargaan yang berasal dari Kabupaten Natuna, kepulauan Riau membuar program Gemar makan ikan sejak 1000 hari pertama kelahiran (HPK)
Program ini memanfaatkan kelebihan ikan sebagai sumber protein hewani yang lebih mudah dicerna bayi usia 6 - 11 bulan dan juga memiliki zat gizi yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya ini terbukti menurunkan stunting 1,5 persen di Natuna dalam setahun.
Peran para pemerintah daerah dalam mendukung inovasi-inovasi tersebut pun turut diapresiasi dalam acara ini. Dengan banyaknya dukungan dari para pemerintah daerah tersebut, BKKBN optimis Indonesia bisa mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024.
"Saya berharap dengan adanya acara inovasi cegah stunting ini seluruh daerah dapat menjaga inovasi serta memperluas cakupan inovasi yang telah dilakukan. Untuk itu perlu dukungan dari kepala daerah setiap wilayah agar inovasi ini bisa berguna untuk masyarakat daerah," ujarnya.
Acara Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stunting dilaksanakan pada Kamis, 25 November 2021. Pemenang penghargaan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:
Kategori Edukasi Masyarakat:
1. Sumarji (CETING E ABAH KOLEL) dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
2. Karimatur Rizqi, S.Gz (PUSPA KUNING) dari Pekalongan, Jawa Tengah
Kategori Kolaborasi Lintas Sektor:
1. Sofiana Nur Khasanah (SEHATI) dari Kab. Banggai, Sulawesi Tengah
2. Dardimansyah, SE, MSI (AKSI STUNTING) dari Kab. Malinau, Kalimantan Utara
Kategori Penggunaan Teknologi Informasi:
1. Prof. Rosmala Nur (MOM’s CARE) dari UNTAD Palu, Sulawesi Tengah
2. Hj. Tuti Roswati (SIMPATI) dari Sumedang, Jawa Barat
Kategori Pemberdayaan Masyarakat:
1. Dedik Kurniawan (UKM Flash) dari Kab. Malang, Jawa Timur
2. Ramalis Subandi (Ruang Riung Ceria) dari Kab. Bandung, Jawa Barat
Kategori Pengolahan Pangan Lokal:
1. Suharmianti Mentari, A.Md.Gz (GASING PERMATA) dari Kab. Natuna, Kepulauan Riau
2. Dwi Fajar Ulfah (BETING MANJA) dari Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta
Kategori Lainnya:
1. Kamaria K.Lamanele (GEROBAK CINTA) dari Kab. Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
2. Yuzak Totok Krido Saksono (GIZI 1000 HPK) dari Kab. Tolikara, Papua