JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tubuh mumi Firaun Mesir kuno dibongkar untuk ditelisik secara digital. Arkeolog membongkar tubuh Amenhotep I, yang memerintah Mesir sejak 1525-1504 SM, yang ditemukan di Deir el-Bahari 140 tahun lalu.
Awalnya, para arkeolog menahan diri tidak membukanya, demi melestarikan topeng wajah dan perban indah yang membungkus Amenhotep I.
Pemindaian topografi komputer (CT) kini telah mengungkapkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui tentang firaun dan penguburannya.
Dr Sahar Saleem, profesor radiologi di Universitas Kairo dan penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine, mengungkapkan bahwa Amenhotep I berusia sekitar 35 tahun ketika meninggal.
"Tingginya sekitar 169 cm, disunat, dan memiliki gigi yang bagus. Dalam balutannya, dia mengenakan 30 jimat dan korset emas unik dengan manik-manik emas," ungkap Saleem dikutip dari BBC pada Selasa (28/12).
"Amenhotep I tampaknya secara fisik mirip dengan ayahnya: dia memiliki dagu yang sempit, hidung kecil yang sempit, rambut keriting, dan gigi atas yang agak menonjol," sambung dia.
Namun, Saleem tidak menemukan adanya luka atau cacat akibat penyakit, yang memungkinkan para arkeolog mengetahui penyebab kematian.
Para peneliti dapat memperoleh wawasan tentang mumifikasi dan penguburan Amenhotep, yang merupakan raja kedua dari Dinasti ke-18, termasuk bahwa ia adalah firaun pertama yang lengannya dilipat di dadanya, dan otaknya tidak diangkat.
Ilmuwan juga menyimpulkan bahwa mumi itu "diperbaiki dengan penuh kasih" oleh para pendeta dari Dinasti ke-21, yang memerintah sekitar empat abad setelah kematiannya.
Pemindaian menunjukkan bahwa mumi itu menderita beberapa luka post-mortem yang kemungkinan disebabkan oleh perampok kuburan.
Mumi Amenhotep I dimakamkan kembali oleh para pendeta di Deir el-Bahari Royal Cache, sebuah kompleks makam dan kuil di dekat Luxor, untuk menjaga mereka tetap aman.