JAKARTA - Pemimpin oposisi Juan Guaido pada hari Minggu menyerukan rakyat Venezuela untuk turun ke jalan pada 12 Februari dalam pawai damai melawan Presiden Nicolas Maduro, ketika oposisi yang terpecah di negara itu menantikan pemilihan presiden.
Oposisi menganggap pemilihan kembali Maduro tahun 2018 sebagai penipuan dan di masa lalu mengadakan pawai massal melawan pemerintahannya, beberapa di antaranya telah menyebabkan kematian.
Pemerintah Maduro "takut dengan jalanan, takut akan organisasi pangkalan," kata Guaido kepada wartawan setelah acara oposisi yang diadakan untuk memperingati ulang tahun berakhirnya kediktatoran militer pada tahun 1958.
Meskipun oposisi secara luas dikalahkan dalam pemilihan daerah pada akhir tahun lalu, ia meraih kemenangan dalam pemilihan gubernur di negara bagian Barinas, yang sekian lama didominasi oleh partai yang berkuasa.
Partai-partai oposisi harus bersatu sesegera mungkin dalam menghadapi pemilihan presiden yang saat ini dijadwalkan pada 2024, kata Guaido selama acara tersebut. “Kita berbicara tentang mengatur diri kita sendiri mulai sekarang, kita berbicara tentang pemilihan presiden,” kata Guaido, yang dikutip Reuters.
Puluhan negara barat awalnya mendukung Guaido sebagai pemimpin Venezuela, namun sejak pemilu legislatif 2021 sejumlah negara dan Uni Eropa hanya mendukungnya sebagai tokoh oposisi terkemuka.
Pendukung upaya untuk mencopot Maduro dari jabatannya melalui referendum mengatakan akhir pekan ini mereka akan meminta pengadilan tinggi negara itu untuk meninjau kondisi pengumpulan tanda tangan yang menurut oposisi tidak mungkin dilakukan.