JAKARTA - Amerika Serikat telah mengirimkan 400 juta dosis vaksin COVID-19 sebagai bagian dari janji sebelumnya untuk menyumbangkan sekitar 1,2 miliar dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah.
"Hari ini, kami akan mencapai tonggak penting dalam upaya global kami: 400 juta dosis vaksin dikirim ke 112 negara, gratis, tanpa pamrih," kata Koordinator COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients kepada wartawan, Rabu 26 Januari 2022 waktu setempat, seperti dikutip Reuters.
Batch terbaru termasuk 3,2 juta dosis vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dan BioNTech SE ke Bangladesh, dan 4,7 juta dosis ke Pakistan, seperti dilaporkan sebelumnya oleh CNN.
Pemerintahan Biden telah berjanji untuk menyumbangkan 500 juta dosis tahap kedua untuk program berbagi vaksin global COVAX, meningkatkan total janjinya menjadi sekitar 1,2 miliar dosis vaksin COVID, dengan batch terbaru diperkirakan akan mulai dikirimkan bulan ini.
Pakar kesehatan global mengatakan setidaknya 5 miliar hingga 6 miliar dosis dibutuhkan oleh negara-negara miskin untuk membantu melindungi mereka dari virus corona di tengah pandemi yang sedang berlangsung.
Secara keseluruhan COVAX, yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi, telah mengirimkan lebih dari satu miliar dosis ke 144 negara dan bertujuan untuk mencapai 70 persen cakupan imunisasi COVID-19 pada pertengahan 2022.
Pakar kesehatan telah mengkritik negara-negara kaya karena tidak berbuat cukup untuk membuat vaksin COVID-19 lebih mudah diakses, khususnya Amerika Serikat yang mendorong suntikan booster untuk orang Amerika yang divaksinasi penuh sementara sebagian besar populasi dunia menunggu suntikan pertama.
Para ahli dan pemimpin dari negara berkembang juga telah memperingatkan bahwa penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya dapat menyebabkan munculnya varian virus corona baru.
Gedung Putih pada hari Rabu membela upayanya, dengan mengatakan telah mengirimkan lebih banyak dosis gratis daripada negara lain mana pun. "Tempatkan kepemimpinan Amerika dalam perspektif. Kami telah mengirimkan dosis gratis empat kali lebih banyak ke dunia daripada negara lain mana pun," kata Zients kepada wartawan.