JAKARTA - Ukraina menginginkan perdamaian dan siap untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia, termasuk mengenai status netral mengenai NATO, kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak kepada Reuters, Jumat.
"Jika pembicaraan memungkinkan, itu harus diadakan. Jika di Moskow mereka mengatakan ingin mengadakan pembicaraan, termasuk dalam status netral, kami tidak takut dengan ini," katanya melalui pesan teks. "Kita juga bisa membicarakannya."
"Kesiapan kami untuk berdialog adalah bagian dari upaya kami yang gigih untuk perdamaian."
Ukraina saat ini bukan bagian dari NATO atau Uni Eropa, meskipun ingin bergabung dengan keduanya, yang dikutuk mantan penguasa Moskow.
Ukraina menyerahkan senjata nuklirnya, setelah memperoleh kemerdekaan setelah pecahnya Uni Soviet, dengan imbalan jaminan keamanan dari negara-negara Eropa.
Setelah protes pro-demokrasi menggulingkan presiden Ukraina sekutu Rusia pada tahun 2014, Moskow mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dari Kyiv dan kemudian mendukung pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah di timur negara itu.
Tujuh tahun kemudian, Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina dari udara, laut dan darat pada hari Kamis dan pasukannya maju ke ibukota Kyiv pada hari Jumat.