• Info MPR

Geopolitik Dunia Memanas Pembentukan Majelis Syuro Dunia Menemukan Urgensinya

Akhyar Zein | Rabu, 02/03/2022 20:16 WIB
Geopolitik Dunia Memanas Pembentukan Majelis Syuro Dunia Menemukan Urgensinya Bamsoet saat menerima Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu (2/3/22).(foto: Humas MPR)

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri sepakat untuk menindaklanjuti dukungan Ketua Dewan Syura (Parlemen) Kerajaan Bahrain Ali bin Saleh Al Saleh terhadap inisiasi MPR RI membentuk Majelis Syuro Dunia (World Consultative Assembly).

Dukungan serupa juga diberikan Raja Arab Saudi King Salman bin Abdulaziz al-Saud, Ketua Parlemen Arab Saudi Mr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, Ketua Parlemen Maroko Mr. Hakim Benchamach, dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa.

"Pembentukan World Consultative Assembly yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19, harus mulai dikonsolidasikan kembali. Khususnya, terhadap negara-negara berpenduduk mayoritas muslim untuk saling bersinergi memerangi radikalisme, ekstremisme serta menjaga perdamaian dunia. Pembentukan World Consultative Assembly merupakan pengejawantahan salah satu tujuan bernegara dan berbangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu (2/3/22).

Saat ini suasana geopolitik dunia semakin memanas akibat gejolak di Eropa Timur, yaitu ketika militer Rusia akhirnya masuk dan menyerang ke wilayah Ukraina. Konflik ini menciptakan ketegangan global yang melibatkan kekuatan ekonomi dan militer terkuat dunia. Rusia di satu pihak dengan Amerika Serikat, Uni Eropa dan NATO di pihak lain.

"Kehadiran World Consultative Assembly semakin menemukan urgensinya. World Consultative Assembly bisa menjadi bagian dari solusi mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai, yang mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menanggulangi berbagai persoalan antar berbagai negara dunia," kata Bamsoet.

Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri juga sepakat untuk saling meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia di berbagai bidang. Pada tahun 2021, volume perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 267,24 juta, atau meningkat sekitar 57 persen dibandingkan volume perdagangan pada tahun 2020 yang hanya mencapai USD 170 juta.

"Pada tahun 2019 volume perdagangan Indonesia dengan Bahrain mencapai USD 225 juta, menggambarkan dinamika dalam besaran volume perdagangan kedua negara. Meskipun demikian, secara akumulatif, trend perdagangan bilateral kedua negara selama kurun waktu 5 tahun (2016-2020) menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 11,9 persen. Karenanya kita sepakat untuk saling mendorong upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama di bidang perdagangan dan investasi," jelas Bamsoet.

Investor Bahrain di Indonesia lebih terfokus pada sektor jasa keuangan (finance intermediary). Investor yang berkecimpung di bidang jasa keuangan dari Bahrain yang telah melakukan operasi di Jakarta saat ini adalah Al Baraka Banking Group yang bergerak di bidang perbankan syariah.

"Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, total realiasi investasi Bahrain di Indonesia periode 2014-2019 mencapai USD 1,59 juta dengan jumlah 13 proyek, yaitu 8 proyek sektor industri, kimia dan farmasi, dan 5 proyek sektor perdagangan dan reparasi. Sebaliknya, belum terdapat investasi Indonesia di Bahrain. Melihat masih banyaknya peluang investasi di Indonesia, kita meminta bantuan Yang Mulia Duta Besar untuk mendorong lebih banyak investasi Bahrain di Indonesia, memanfaatkan momentum Omnibus Law Penciptaan Lapangan Kerja dan pertumbuhan berkelanjutan dari berbagai potensi kawasan," terang Bamsoet.

Bamsoet turut mengapresiasi jumlah wisatawan dari Bahrain ke Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dari 2.151 wisatawan pada tahun 2016, menjadi 2.571 pada tahun 2019.

Indonesia memiliki begitu banyak potensi dan destinasi wisata yang sangat diminati wisatawan asal Bahrain. Misalnya, wisata alam berupa pemandangan alam atau pegunungan dengan vegetasi hijau; dan wisata air seperti pantai, diving, snorkling atau para sailing serta wisata belanja.

 

FOLLOW US