JAKARTA - Ekspor Korea Selatan naik sebesar 14,9 persen dalam 10 hari pertama pada bulan Maret dari tahun dengan permintaan terbanyak untuk keripik dan produk minyak, Layanan Bea Cukai menunjukkan data tersebut pada Jumat (11/3).
Persentase Ekspor Korea mencapai $ 18,7 miliar pada periode 1-10 Maret, dibandingkan dengan $ 16,3 miliar pada tahun sebelumnya, menurut data dari Layanan Bea Cukai Korea.
Impor naik 15,3 persen tahun ini menjadi $20,1 miliar, menghasilkan defisit perdagangan $1,39 miliar selama periode yang disebutkan, data menunjukkan.
Berdasarkan sektor, semikonduktor menyumbang sekitar 20 persen dari ekspor oleh Korea Selatan dimana perusahaan teknologi Samsung Electronics Co., menjadi salah satu perusahaan pembuat chip memori terbesar di dunia bersama denga saingannya yang lebih kecil SK hynix Inc.
Dilansir dari The Korea Herald, ekspor produk minyak bumi melonjak 98,8 persen dalam setahun karena harga minyak melonjak di tengah krisis Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina telah mendongkrak harga minyak yang sudah tinggi di tengah kekhawatiran tentang gangguan pasokan. Korea Selatan sangat bergantung pada impor untuk sebagian besar kebutuhan energinya.
Berdasarkan negara, pengiriman ke China sebagai mitra dagang terbesar Korea Selatan, naik 13,5 persen dalam setahun, dan pengiriman ke Amerika Serikat meningkat 7,2 persen.
Bank of Korea memperkirakan ekonomi Korea Selatan akan tumbuh 3 persen tahun ini setelah pertumbuhan 4 persen tahun lalu. Kementerian keuangan mengharapkan ekonomi Korea tumbuh 3,1 persen pada 2022.