JAKARTA - Turki menyesalkan pengumuman Taliban bahwa sekolah menengah di Afghanistan akan tetap ditutup untuk anak perempuan, kata kementerian luar negeri pada Rabu malam, menyerukan kelompok Islam garis keras untuk mengizinkan pendidikan untuk semua.
Taliban pada hari Rabu menarik kembali pengumuman mereka bahwa sekolah menengah akan dibuka untuk anak perempuan, dengan mengatakan mereka akan tetap tutup sampai sebuah rencana disusun sesuai dengan hukum Islam bagi mereka untuk dibuka kembali.
Pembalikan itu mengejutkan banyak orang, membuat para siswa menangis dan mengundang kecaman dari lembaga-lembaga kemanusiaan, kelompok hak asasi dan diplomat pada saat pemerintahan Taliban sedang mencari pengakuan internasional.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri Turki mengatakan pendidikan untuk semua siswa, termasuk anak perempuan, adalah harapan rakyat Afghanistan dan menyesali keputusan Taliban. "Kami menyerukan Pemerintah Sementara Afghanistan untuk mengizinkan anak perempuan dari segala usia untuk mengambil bagian dalam pendidikan secara inklusif sesegera mungkin pertama dan terutama untuk kepentingan rakyat Afghanistan, dan menekankan bahwa kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan di hari-hari yang sulit ini," katanya.
Sejak pengambilalihan Afghanistan pada Agustus oleh kelompok garis keras Taliban, Turki telah bekerja dengan Qatar untuk mempertahankan operasi di bandara internasional Hamid Karzai di Kabul, sambil mengadakan pembicaraan untuk mengoperasikan bandara itu dan lainnya jika kondisi keamanannya terpenuhi.
Turki belum mengakui kepemimpinan Taliban, tetapi telah menyerukan lebih banyak keterlibatan global dengan mereka. Ankara juga mengundang pejabat Taliban ke forum diplomasi yang diselenggarakan bulan ini, dan mengatakan kepemimpinan Afghanistan harus didengar.
Taliban berusaha untuk menjalankan Afghanistan sesuai dengan interpretasinya terhadap hukum Islam, dan ingin mendapatkan akses bantuan miliaran dolar untuk membantu memenuhi tantangan kemiskinan yang memburuk dan meluas.