JAKARTA - Rusia telah secara resmi memprotes melalui nota diplomatik pengiriman senjata AS yang sedang berlangsung ke Ukraina, memperingatkan "konsekuensi yang tidak dapat diprediksi" jika terus berlanjut, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Jumat.
Demarche, yang dikirim minggu ini menurut CNN, datang ketika Presiden AS Joe Biden menandatangani tambahan $ 800 juta dalam bantuan militer ke Kyiv.
Keputusan Biden termasuk persenjataan yang sebelumnya dihindari AS termasuk helikopter Mi-17, dan meriam artileri Howitzer.
Sebuah sumber anonim mengatakan kepada CNN bahwa tidak jelas apakah catatan Rusia berarti Moskow akan mengubah tindakannya dalam menanggapi pengiriman AS dengan cara apa pun, tetapi mengatakan itu bisa menandakan Kremlin akan mengadopsi sikap yang lebih agresif terhadap AS dan sekutu NATO-nya.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri tidak mengkonfirmasi korespondensi apa pun, tetapi mengatakan pengiriman senjata AS dan sekutu telah digunakan "untuk efek yang luar biasa" dalam pertahanan Ukraina melawan perang Rusia.
“Apa yang dapat kami konfirmasikan adalah bahwa, bersama dengan Sekutu dan mitra, kami menyediakan bantuan keamanan senilai miliaran dolar kepada Ukraina, yang digunakan mitra Ukraina kami untuk efek luar biasa untuk mempertahankan negara mereka dari agresi Rusia yang tidak beralasan dan tindakan kekerasan yang mengerikan, "kata juru bicara.
AS sebelumnya telah mengirimkan senjata kecil, sistem anti-tank seperti rudal Javelin, sistem MANPAD anti-udara seperti Stinger, dan drone, termasuk amunisi berkeliaran Switchblade.
Paket bantuan baru termasuk 18 Howitzer 155 mm dan 40.000 peluru, 10 radar kontra-artileri, 300 drone Switchblade, 500 Javelin dan "ribuan" senjata anti-armor lainnya, 200 pengangkut personel lapis baja, 11 helikopter Mi-17, ranjau claymore, kendaraan pertahanan pantai tak berawak dan peralatan lainnya, kata Gedung Putih.