JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat banjir di provinsi KwaZulu-Natal Afrika Selatan minggu ini sekarang mencapai 443, dengan 63 orang hilang, kata perdana menteri provinsi itu pada Minggu dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.
Banjir menyebabkan kerusakan setidaknya 10 miliar rand atau hampir Rp 10 triliun di KwaZulu-Natal (KZN), kata seorang pejabat senior provinsi pada hari Minggu, saat tim penyelamat memburu mereka yang hilang dan diperkirakan akan turun hujan lagi.
Banjir telah menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, memutus aliran listrik dan layanan air serta mengganggu operasi di salah satu pelabuhan tersibuk di Afrika, Durban.
Ravi Pillay, seorang pejabat KZN yang bertanggung jawab untuk pembangunan ekonomi, pariwisata dan urusan lingkungan, mengatakan bahwa selain lebih dari 400 kematian, sekitar 40 hingga 50 orang belum ditemukan.
Mengacu pada kerusakan, dia mengatakan kepada saluran televisi lokal Newzroom Afrika bahwa itu telah "melebihi angka 10 miliar pada saat ini". Penyiar publik SABC pada hari Sabtu menyebutkan jumlah korban tewas di 398, dengan 27 hilang.
Kantor Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa dia telah menunda kunjungan kerja ke Arab Saudi untuk fokus pada bencana tersebut. Ramaphosa akan bertemu dengan para menteri kabinet untuk menilai tanggapan terhadap krisis tersebut.
Pillay mengatakan beberapa hotel KZN telah melaporkan tingkat hunian hingga 70 persen tetapi ada sejumlah besar pembatalan selama akhir pekan Paskah yang biasanya sibuk yang dia perkirakan mencapai 30 persen dalam beberapa kasus.
"Sangat disayangkan karena kami kembali dari dua setengah tahun yang sangat traumatis, dan kami sebenarnya telah membangun Januari, Februari, Maret dengan sangat baik dalam hal jumlah pariwisata kami," katanya. "Kami menantikan Paskah yang terkenal itu, tetapi itu tidak terjadi."