Jakarta - Dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrem, diperlukan Informasi yang terperinci dan detail dari setiap desa untuk memotret langsung kondisi riil masyarakat miskin di desa. Data mikro by name by address berbasis pada SDGs Desa adalah solusi tepat bagi pelaksanaan program yang tepat guna dan tepat sasaran termasuk penanganan kemiskinan ekstrem di desa.
“Desa-desa telah melakukan pemutakhiran data desa berbasis SDGs desa. Pendataan dilakukan oleh relawan desa. Datanya By Name dan By Address. Setelah diolah data akan menghasilkan rekomendasi untuk dasar perencanaan pembangunan di desa, baik yang dilakukan pemerintah desa maupun supra desa. Dalam konteks penanganan kemiskinan ekstrem, analisis data dapat menghasilkan informasi tipe kemiskinan ekstrem serta cara penangganannya," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar ketika menerima kunjungan kerja Duta Besar (Dubes) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Mr. Lu Kang di ruang kerjanya, Kamis (2/6/2022).
Gus Halim sapaan akrab -Abdul Halim Iskandar- menjelaskan, pengentasan kemiskinan ekstrem selaras dengan SDGs Desa tujuan nomor 1, yaitu Desa Tanpa Kemiskinan. Untuk menyelesaikannya, menurut Gus Halim, harus dilakukan di desa secara langsung dengan kerja sama semua pihak. Gotong royong banyak pihak ini akan semakin mempermudah dan mempercepat Indonesia dalam memupus kemiskinan ekstrem.
"Segala permasalahan di desa dapat diketahui secara rinci sehingga penyelesaiannya pun tidak akan keluar dari yang seharusnya," kata Gus Halim.
Sebagai informasi, pertemuan Dubes Republik Rakyat Tiongkok Lu Kang dengan Gus Halim adalah dalam rangka meningkatkan Kerjasama dibidang transformasi teknologi, pemberdayaan ekonomi desa serta pengentasan kemiskinan ekstrem.
Dubes Lu Kang menuturkan, persoalan kemiskinan ekstrem telah sering dibahas saat pertemuan Indonesia dan Tiongkok. Salah satu solusi Tiongkok untuk mengatasi kemiskinan adalah lewat teknologi. Lu Kang juga menjelaskan salah satu keberhasilan Tiongkok adalah penyelesaian kemiskinan ekstrem. Namun, pihaknya masih mencari solusi yang baik dengan belajar pada negara lain, termasuk Indonesia.
"Kita harus terus kembangkan kerjasama (bidang pengentasan kemiskinan ekstrem) meski sempat terjeda akibat masa pandemi Covid-19," kata Dubes Lu Kang.
Diakhir pertemuan, Gus Halim menyerahkan buku yang ditulisnya, SDGs Desa: Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan yang merupakan arah kebijakan pembangunan desa yang membuat 18 tujuan dengan 222 indikator.
Turut hadir menemani Gus Halim, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Harlina Sulistyorini dan Dirjen Pengembangan Desa dan Perdesaan Sugito.
Menemani Dubes Lu Kang, Mr Ou Yang Sha Chen, First Secretary, Mr Wang Jianxun, First Secretary, Mr Qin Wenchao, Attache, dan Mr Liu Xu, Attache.