Jakarta - Sudah sepatutnya Rasulullah dan para sahabatnya dijadikan idola untuk pembentukan karakter diri kaum muslim sebab merekalah generasi terbaik di muka bumi. Karenanya akan dikisahkan tokoh sahabat yang bernama Thalhah bin Ubaidillah.
Thalhah bin Ubaidillah lahir pada tahun ke-28 sebelum hijriah di Mekah. Nasab beliau adalah Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Ta`im bin Murrah bin Ka`ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah Al-Quraisy At-Ta`imi Al-Makki Al-Madani. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah ﷺ pada Murrah. Ibunya bernama Ash-Sha`bah binti Al-Hadrami.
Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه termasuk orang pertama yang memeluk Islam dengan urutan kedelapan melalui Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه. Juga merupakan 10 orang yang dijanjikan masuk surga.
Sebagai saudagar besar yang sukses, beliau sering menafkahkan hartanya untuk meraih ridha Allah ﷻ. Seperti ketika membagikan harta senilai 700 ribu dirham yang didapatnya dari Hadramaut, di Yaman, hingga habis semuanya.
Rasulullah ﷺ memberikan banyak gelar, diantaranya Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik), Thalhah Al-Fayyadh (Thalhah yang murah hati), dan Thalhah Al-Jud (Thalhah yang dermawan).
Saat perang Uhud, Sepupu dari khalifah pertama ini menjadi pelindung Rasulullah ﷺ untuk menghadang musuh. Saat ditemukan, Thalhah sudah tergeletak bersimbah darah dan terluka parah, namun atas izin Allah ﷻ, sang ksatria itu hanya pingsan saja. Hal itulah yang membuatnya mendapat gelar syahid yang masih hidup dari Rasulullah ﷺ dan termasuk orang yang dimaksud dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab [33] ayat 23.
Kesetiannya kepada nabi ﷺ dan penglihatannya yang tajam membuatnya dijuluki burung elang perang uhud.
Di masa Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah, terjadi perseteruan menuntut penegakkan hukum terhadap para pembunuh Utsman bin Affan رضي الله عنه .
Thalhah yang akhirnya menyadari adanya fitnah, berusaha mundur untuk menjauh dari kancah peperangan setelah diingatkan Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه.
Namun Thalhah dihunus panah oleh para pembuat fitnah dalam perang jamal tersebut, hingga terluka cukup dalam dan menyebabkan tidak lama kemudian Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه syahid pada tahun 36 H bertepatan 656 M dalam usia 60 tahun.
Setelah Perang Jamal berakhir, Ali رضي الله عنه kemudian menyalatkan dan menguburkan para syuhada tersebut. Jasad Thalhah dikuburkan berdampingan dengan jasad Zubair agar mereka selalu saling berdampingan ketika di dunia hingga di dalam kubur, bahkan kelak keduanya pun akan menjadi tetangga Rasulullah ﷺ di dalam surga.
Semoga Allah ﷻ meridhai Thalhah bin Ubaidillah, ksatria pelindung Rasulullah ﷺ, dan menempatkannya sebagai tetangga Rasul tercinta di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.