• Bisnis

Rekor Tertinggi, Pemesanan SBR011 Capai Rp8,12 Triliun

Tri Umardini | Kamis, 09/06/2022 11:30 WIB
Rekor Tertinggi, Pemesanan SBR011 Capai Rp8,12 Triliun Rekor Tertinggi, Pemesanan SBR011 Capai Rp8,12 Triliun. (SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 mencatatkan rekor tertinggi baru penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel yang tidak bisa diperdagangkan (non tradable).

Masa penawaran hanya tersisa 7 hari atau tinggal sepekan lagi, hingga 16 Juni 2022 pukul 10.00 WIB.

Dikutup dari Bareksa.com, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan dalam akun media sosial Instagramnya @kangd3ni menyampaikan pada Rabu (8/6/2022) nilai pemesanan SBR011 telah mencapai Rp8 triliun.

Menurut Deni, SBR011 memecahkan rekor penerbitan obligasi pemerintah non tradable ( tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder) dari sisi ukuran (nilai pemesanan) dan jumlah investor.

Namun Deni tidak menyebut berapa total jumlah investor yang memborong SBR011 saat ini.

Hingga Kamis pagi (9/6/2022) per pukul 7.00 WIB, nilai pemesanan Surat Utang Negara (SUN) Ritel seri kedua di 2022 tersebut telah mencapai Rp8,12 triliun.

Dengan kuota nasional senilai Rp9 triliun, maka kuota pemesanan hanya tersisa sekitar Rp872,91 miliar.

Kuota penerbitan SBR011 dinaikkan jadi Rp9 triliun dari sebelumnya telah naik jadi Rp8 triliun dan Rp7 triliun.

Target awal penerbitan SBR011 hanya Rp5 triliun. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri ketiga di 2022 tersebut terus diborong investor.

Animo investor untuk memesan Surat Utang Negara (SUN) Ritel seri kedua di 2022 tersebut tak surut meskipun saat ini pasar sedang bergejolak akibat sentimen kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Investasi SBR011 dapat dilakukan melalui mitra distribusi, salah satunya Bareksa. Jangan ketinggalan pesan, segara pesan sebelumnya kehabisan kuota pemesanan SBR011.

15 Pokok dan Persyaratan SBR011

Rincian pokok-pokok ketentuan dan persyaratan SBR011 adalah sebagai berikut :

1. Periode Registrasi
Setiap saat pada Mitra Distribusi yang telah ditetapkan

2. Masa Penawaran
Pembukaan : 25 Mei 2022 pukul 09.00 WIB
Penutupan : 16 Juni 2022 pukul 10.00 WIB

3. Bentuk dan Karakteristik Obligasi

- Obligasi Negara tanpa warkat; Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder; Tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa

- Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption)

4. Tanggal Penetapan Hasil Penjualan
20 Juni 2022

5. Tanggal Setelmen
22 Juni 2022

6. Tanggal Jatuh Tempo
10 Juni 2024

7. Minimum Pemesanan
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

8. Maksimum Pemesanan
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)

9. Jenis Kupon
Mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.

10. Tingkat Kupon
- Tingkat Kupon untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 22 Juni 2022 s.d. 10 September 2022) adalah sebesar 5,50%, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,50% ditambah spread tetap 200 bps (2,00%).

- Tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada Tanggal Penyesuaian Kupon sampai dengan Jatuh Tempo.

- Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan (BI-7DRR Rate) ditambah spread tetap 200 bps (2,00%).

- Tingkat kupon sebesar 5,50% adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

11. Pembayaran Kupon
Tanggal 10 setiap bulan

12. Pembayaran Kupon Pertama Kali
10 Agustus 2022* (long coupon)

*Dalam hal tanggal pembayaran kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga.

13. Periode Pengajuan Early Redemption
Pembukaan: 26 Juni 2023 pukul 09.00 WIB
Penutupan: 4 Juli 2023 pukul 15.00 WIB

14. Tanggal Setelmen Early Redemption
10 Juli 2023

15. Nilai Maksimal Early Redemption
50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing Mitra Distribusi

Sumber: Kementerian Keuangan

Kupon atau imbal hasil SBR011 ditetapkan minimal 5,5 persen, dengan fitur floating with floor (mengambang dengan batas minimal).

Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate yang saat ini di level 3,5 persen, maka selisih (spread) imbal hasilnya 2 persen.

Kupon 5,5 persen berlaku sebagai kupon minimal SBR011. Sehingga jika nantinya suku bunga acuan BI naik, maka imbal hasil SBR011 berpeluang naik dengan spread tetap 2 persen. Adapun jika suku bunga BI turun lebih rendah dari 3,5 persen, maka kupon SBR011 tidak akan lebih rendah dari batas minimal 5,5 persen. (*)