• News

Polisi Kanada Dakwa Pendeta Katolik Roma Atas Pelecehan Seksual

Akhyar Zein | Sabtu, 18/06/2022 22:02 WIB
Polisi Kanada Dakwa Pendeta Katolik Roma Atas Pelecehan Seksual Ilustrasi (foto: latimes.com)

JAKARTA - Seorang imam Katolik Roma berusia 92 tahun telah didakwa sehubungan dengan penyelidikan pelecehan seksual selama satu dekade di bekas Sekolah Perumahan India, kata polisi Manitoba pada konferensi pers Jumat.

Pensiunan pendeta Arthur Masse dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis 10 tahun di bekas sekolah perumahan Fort Alexander. Insiden itu diduga terjadi antara 1968 dan 1970, kata Royal Canadian Mounted Police (RCMP).

Masse ditangkap di rumahnya di Winnipeg, Kamis, kata polisi menyusul penyelidikan yang dimulai pada 2011.

Tuduhan penyerangan tidak senonoh muncul setelah lebih dari 700 orang dihubungi oleh lebih dari 80 penyelidik. Mereka memperoleh 75 keterangan dari saksi dan korban, yang berujung pada dakwaan terhadap Masse.

“Penangkapan ini adalah puncak dari satu dekade kerja para penyelidik RCMP, yang tidak akan bisa menyimpulkan ini tanpa keberanian luar biasa dari para korban dan saksi yang bersedia menghidupkan kembali trauma masa lalu dan berbicara tentang apa yang terjadi," kata juru bicara RCMP Sersan Paul Manaigre.

Polisi juga mengatakan tersangka korban menunjukkan ketahanan yang luar biasa selama penyelidikan yang panjang.

"Korban dalam kasus ini telah mengalami banyak hal selama proses investigasi dan telah berdiri teguh dalam berbicara tentang apa yang terjadi padanya," kata Manaigre.

Fort Alexander Indian Residential School di bawah asuhan Gereja Katolik Roma beroperasi antara tahun 1905 dan 1970. Itu terletak di wilayah Negara Pertama Sagkeeng dan memiliki reputasi untuk disalahgunakan, menurut kesaksian dari mantan siswa kepada Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi tersebut dibentuk untuk mendengarkan para penyintas sekolah dan keluarga dari seluruh Kanada.

Ordo keagamaan Gereja Katolik Roma menjalankan sekitar 60 persen dari 139 Sekolah Perumahan India, sisanya oleh gereja-gereja lain. Sekolah pertama dibuka pada tahun 1820-an dan yang terakhir ditutup pada 1990-an. Anak-anak adat sering dipisahkan dari keluarga mereka dan dipaksa untuk hadir karena pemerintah Kanada saat itu mencoba untuk membasmi budaya Pribumi.

Sekitar 150.000 siswa hadir dan diperkirakan sekitar 4.500 meninggal karena penyakit dan kekurangan gizi dan sejumlah besar mengalami pelecehan fisik, mental dan seks.