JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar pasar murah untuk komoditas bawang merah dan cabai di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, gelaran pasar murah untuk kemoditas bawang merah dan aneka cabai merupakan kegiatan yang rutin dilakukan Kementan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN), khsusnya Idul Adha.
"Apa yang dilakukan Kementan ini adalah aktivitas yang boleh dikatakan rutin diadakan menghadapi Idulfitri, Idul Adha, Natal dan Tahun baru. Kegiatan ini untuk memback-up sesama kementerian dalam rangka mempersiapkan pangan dasar yang ada," kata Syahrul, Minggu (19/6).
Syahrul tak menampik bahwa produktivitas cabai dan bawang merah dalam negeri terganggu oleh curah hujan, tetapi ketersediaan untuk standar kebutuhan masih tersedia.
"Kita berharap dengan hadirnya stimulan-stimulan seperti ini minimal bisa menjadi pesan bahwa insyallah walaupun produktivitas terganggu oleh curah hujan, produksi untuk kebutuhan dasar masih tersedia," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Prihasto Setyanto menjelaskan, stok yang digelontorkan untuk pasar murah hari ini sebanyak 16,2 ton. Dengan rincian, bawang merah 15 ton dan aneka cabai 1,2 ton
"Hari ini kita gelontorkan ada 15 ton untuk bawang merah dan 1,2 ton untuk aneka cabai. Kegiatan ini akan berlangsung terus selama dua pekan ke depan bahkan sampai menjelang Idul Adha," kata Prihasto.
Prihasto mengatakan, Kementan akan melibatkan berbagai mitra, khusunya dari kegiatan Food Estate yang dikelola Kemetan di Temanggung dan Wonosobo yang saat ini sudah memasuki musim panen.
"Kita ingin menjaga jangan sampai pangan, khususnya bawang merah dan aneka cabai menjelang Idul Adha mengalami gejolak. Kita mencoba menjaga harga supaya tidak terlalu tinggi harganya," ujarnya.
Jelang Idul Adha, lanjut Prihasto, Kementan juga akan melaksanakan pasar murah di lima titik di Jakarta. Ia berharap stakeholder yang terlibat dalam kegiatan ini ikut berpartisipasi aktif membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Terkait dengan produksi, Prihasto mengatakan, saat ini khususnya di daratan rendah, banyak petani yang beralih menanam komoditas yang adaptif terhadap curah hujan tinggi, seperti komoditas padi.
"Kita ketahui belakangan ini curah hujan cukup tinggi, sehingga menyebabkan banyak lahan yang terserang penyakit. Akhirnya, petani di dataran rendah daripada peteni berisiko menanam cabai dan bawang merah mereka mengganti dengan tanaman lain yang adaptif terhadap curah hujan," ujarnya.
"Dan data yang kami miliki juga di sentra-sentra bawang merah dan cabai 90 persen itu curah hujannya rata-rata di atas selama 30 tahun terakhir, khusus bulan Mei kemarin. Jadi, memang ada anomali yang tidak bisa kita manipulasi," sambungnya.
Meski begitu, Prihasto mengatakan, telah menyiapkan langkah-langkah mengantisipasi ini untuk mendorong musim tanam berikutnya. Antara lain memfasilitasi benih, saprodi dan sebagainya.
"Sementar itu, petani ke depan kita bantu dnegan benih bawang merah, cabai dan sebagainya, sehingga begitu masuk musim tanam mereka bisa langsung melaukan budidaya," pungkasnya.
Pada kegiatan ini, cabai rawit merah dijual Rp 69.000 per kg, cabai kriting merah Rp 59.000, bawang merah Brebes Rp 40.000 per kg, bawang merah tajuk Rp 35.000 per kg, bawang merah Philips 37.000 per kg, bawang merah Temanggung super Rp 37.500, Temanggung Kuning Rp 32.500, dan Temanggung Klowor Rp 30.000.