JAKARTA - Pelari sekaligus peraih medali emas Olimpiade Mo Farah dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Senin (11/7) mengungkapkan bahwa ia dibawa ke Inggris secara ilegal menggunakan nama anak lain untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Farah kepada BBC mengatakan ia diberi nama Mohamed Farah oleh seorang perempuan yang menerbangkannya ke Inggris dari negara di Afrika Timur, Djibouti, ketika ia berusia 9 tahun.
Laki-laki yang kini berusia 39 tahun, yang ayahnya dibunuh di Somalia ketika ia berusia 4 tahun, mengatakan nama aslinya adalah Hussein Abdi Kahin dan mengklaim ia dijadikan pengasuh anak-anak keluarga lain di Inggris.
"Sejujurnya, saya bukanlah seperti yang Anda kira," kata Farah dalam wawancara yang menjadi bagian dari film dokumenter yang akan ditayangkan pada Rabu (13/7).
"Kebanyakan orang mengenal saya sebagai Mo Farah, tapi itu bukan nama saya, atau itu bukan yang sebenarnya.
“Kisah sebenarnya adalah saya lahir di Somaliland, bagian utara Somalia, sebagai Hussein Abdi Kahin. Terlepas dari apa yang saya katakan di masa lalu, orang tua saya tidak pernah tinggal di Inggris.
"Ketika saya berusia 4 tahun, ayah saya tewas dalam perang saudara, sebagai sebuah keluarga, kami hancur berantakan.
"Saya dipisahkan dari ibu saya, dan saya dibawa ke Inggris secara ilegal menggunakan nama anak lain bernama Mohamed Farah."
Farah, yang menjadi pelari Inggris pertama yang memenangkan empat medali emas Olimpiade, mengatakan anak-anaknya lah yang memotivasinya untuk jujur tentang masa lalunya.
"Saya telah menyimpannya terlalu lama. Sulit bagi saya karena (tampaknya) saya tidak mau menghadapinya, dan seringkali anak-anak saya bertanyam `Ayah, kenapa seperti itu` Dan saya selalu mempunyai jawaban untuk semua pertanyaan, namun tidak untuk (masalah saya) yang satu ini," jelas Farah.