JAKARTA - Tiga orang tewas dalam penembakan di sebuah upacara kelulusan universitas di wilayah ibu kota Filipina pada Minggu, termasuk seorang mantan walikota dari wilayah selatan yang bergolak, kata polisi.
Kepala polisi Kota Quezon setempat Remus Medina mengatakan penembakan itu tampaknya merupakan pembunuhan terhadap mantan walikota kota Lamitan selatan, Rose Furigay.
Tersangka, terluka dalam baku tembak dengan petugas keamanan kampus, dan ditangkap setelah mengejar mobil, sekarang ditahan dan diinterogasi, Medina mengatakan kepada wartawan.
"Dia terlihat seperti seorang pembunuh yang gigih," kata Medina, seraya menambahkan bahwa dia ditemukan dengan dua pistol.
Quezon adalah bagian dari wilayah ibu kota Manila, sebuah urban sprawl dari 16 kota yang dihuni lebih dari 13 juta orang.
Furigay ditembak saat hendak menghadiri wisuda putrinya di sekolah hukum Universitas Ateneo de Manila, salah satu universitas paling bergengsi di negara itu, kata Medina.
Tersangka, yang tidak memiliki sanak saudara saat wisuda, juga merupakan penduduk asli kota Lamitan di provinsi Basilan, kubu Abu Sayyaf, kelompok ekstremis pro-Negara Islam yang dikenal karena bandit dan penculikannya.
Dua orang lainnya yang tewas adalah seorang petugas keamanan kampus dan seorang pria tak dikenal, kata polisi.
Ateneo membatalkan upacara kelulusan setelah penembakan.
Di negara Asia Tenggara, insiden penembakan terjadi secara sporadis, dengan pemilik harus memiliki izin untuk membawa senjata di tempat umum. Petugas keamanan swasta di Filipina membawa baik pistol atau senapan, dan senjata api adalah pemandangan umum di pusat perbelanjaan, kantor, bank, restoran dan bahkan sekolah.
"Kami berkomitmen kepada lembaga penegak hukum kami untuk menyelidiki pembunuhan ini secara menyeluruh dan cepat dan membawa semua yang terlibat ke pengadilan," kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam sebuah pernyataan.