• News

Rusia Klaim Serangan di Pelabuhan Odesa Hanya Hancurkan Target Militer

Tim Cek Fakta | Senin, 25/07/2022 06:03 WIB
Rusia Klaim Serangan di Pelabuhan Odesa Hanya Hancurkan Target Militer Pelabuhan Odesa Ukraina yang diserang militer Rusia. Foto: rmol

KYIV - Pejabat kementerian pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan udara di Pelabuhan Odesa hanya mengenai sasaran militer. Serangan itu terjadi kurang dari sehari setelah Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian dari sana.

“Di pelabuhan di kota Odesa, di wilayah galangan kapal, rudal jarak jauh presisi tinggi berbasis laut menghancurkan kapal perang Ukraina yang berlabuh dan gudang dengan rudal anti-kapal Harpoon yang dipasok oleh AS ke rezim Kyiv," kata Juru bicara kementerian Igor Konashenkov pada briefing harian, pada Ahad (24/7/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Sabtu (23/7/2022) malam bahwa serangan terhadap Odesa “menghancurkan kemungkinan” dialog dengan Rusia.

Seperti dilansir republika.co.id, militer Ukraina mengatakan pada Sabtu bahwa Moskow telah menyerang pelabuhan laut Odesa dengan empat rudal jelajah. Dua di antaranya telah ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina.

Juru bicara komando Nataliya Humenyuk mengatakan bahwa tidak ada fasilitas penyimpanan biji-bijian yang terkena serangan. Menteri pertahanan Turki, bagaimanapun, mengatakan dia mendapat laporan dari pihak berwenang Ukraina bahwa satu rudal menghantam gudang biji-bijian sementara yang lain mendarat di dekatnya, meskipun tidak mempengaruhi pemuatan di dermaga Odesa.

Belum jelas bagaimana serangan udara itu akan mempengaruhi rencana untuk melanjutkan pengiriman gandum Ukraina melalui laut di koridor yang aman dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina: Odesa, Chernomorsk dan Yuzhny.

Rusia dan Ukraina pada Jumat menandatangani perjanjian identik dengan PBB dan Turki di Istanbul yang bertujuan untuk membuka jalan bagi pengiriman jutaan ton biji-bijian Ukraina yang sangat dibutuhkan, serta ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia. Pejabat senior PBB menyuarakan harapan bahwa kesepakatan itu akan mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan yang disebabkan oleh perang di Ukraina yang mengancam ketahanan pangan di seluruh dunia.

Perjanjian tersebut, yang diperoleh oleh The Associated Press, berkomitmen baik Kyiv dan Moskow untuk menahan diri dari serangan di tiga pelabuhan Laut Hitam.