JAKARTA - Sebagai upaya mengantisipasi pelecehan seksual di armada BUMD Provinsi DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) berencana memasang kamera pemantau (Closed Circuit Television/CCTV) yang mampu mengidentifikasi wajah.
"Peningkatan kualitas CCTV dari yang ada saat ini perlu dilakukan karena adanya kendala dalam mengidentifikasi wajah pelaku kejahatan di bus TransJakarta," kata Direktur Operasional dan Keselamatan PT TransJakarta, Yoga Adiwinarto di Halte TransJakarta Harmoni, Jumat.
Dengan jumlah CCTV yang telah memadai, perusahaan kesulitan dalam menentukan pelaku kejahatan seksual. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 saat semua orang memakai masker.
Selama ini, melalui CCTV bisa diketahui tindakan-tindakan kejahatan yang terjadi dan bisa dijadikan bukti. Namun terkendala ketika harus mengidentifikasi wajah pelakunya.
"Siapa orang tersebut? Karena itu ke depan kami akan tingkatkan," kata Yoga.
Untuk peningkatan kualitas CCTV dilakukan secara bertahap dan di beberapa halte TransJakarta.
"Jadi nanti di beberapa halte akan mulai dipasang itu. Sebenarnya, halte-halte kami dan juga di bus itu sudah tidak ada lagi `blindspot` yang semua area itu pasti ketahuan dari CCTV," katanya.
Langkah ini lebih ke arah peningkatan (upgrade) teknologi sehingga bisa langsung mengidentifikasi pelaku. "Itu yang sedang kami tingkatkan," katanya.
Dengan teknologi tersebut, Yoga mengharapkan pihaknya bisa cepat mengidentifikasi serta meringkus pelaku kejahatan seksual yang berkeliaran dan menggunakan masker.
"Jadi sekarang itu teknologi sudah sangat canggih. Orang pakai masker yang penting `facial feature`-nya itu nanti bisa kelihatan," katanya.
Hal itu bisa lebih cepat lagi jika disertai dengan laporan waktunya. "Dan nomor lambung busnya," tuturnya.