• News

Kasus Cacar Monyet Melonjak, Sejumlah Hewan Primata Kena Sasaran Diracun

Tri Umardini | Kamis, 11/08/2022 04:01 WIB
Kasus Cacar Monyet Melonjak, Sejumlah Hewan Primata Kena Sasaran Diracun Kasus Cacar Monyet Melonjak, Sejumlah Hewan Primata Kena Sasaran Diracun. (FOTO: UNSPLASH)

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa wabah monyet/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">cacar monyet tidak terkait dengan monyet, menyusul sejumlah serangan yang dilaporkan pada primata di Brasil.

"Yang perlu diketahui orang adalah bahwa penularan yang kita lihat terjadi di antara manusia," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris, kepada wartawan di Jenewa, pada Selasa (9/8/2022) dilansir dari Guardian.

Dia mengatakan primata tidak dapat disalahkan atas lonjakan kasus monyet/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">cacar monyet di Brasil setelah laporan serangan fisik dan keracunan pada monyet di sejumlah kota.

Di sebuah cagar alam di Rio Preto, negara bagian São Paulo, 10 monyet tampaknya telah diracuni atau dilukai dengan sengaja dalam waktu kurang dari seminggu, menurut situs berita G1.

Tim penyelamat dan aktivis menduga monyet-monyet itu diracun dan diserang setelah tiga kasus monyet/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">cacar monyet dikonfirmasi di daerah itu.

Secara global, lebih dari 28.100 kasus dan 12 kematian telah dicatat.

Infeksi monyet/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">cacar monyet meningkat sejak Mei di luar negara-negara Afrika barat dan tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah.

Hingga saat ini, Brasil telah mencatat lebih dari 1.700 kasus dan satu kematian, menurut data WHO.

Asal usul cacar moyet Harris menggarisbawahi bahwa terlepas dari namanya, monyet bukanlah penular utama penyakit, dan tidak ada hubungannya dengan wabah tersebut.

Monkeypox menerima namanya karena virus pertama kali diidentifikasi pada monyet yang dipelihara untuk penelitian di Denmark, tetapi penyakit ini ditemukan pada sejumlah hewan, dan paling sering pada hewan pengerat.

Sementara virus dapat berpindah dari hewan ke manusia, ledakan kasus global baru-baru ini disebabkan oleh penularan kontak dekat antara manusia, terang juru bicara WHO itu.

“Kekhawatirannya harus tentang di mana (beredar) dalam populasi manusia dan apa yang dapat dilakukan manusia untuk melindungi diri mereka sendiri agar tidak tertular dan menularkannya,” katanya.

Orang-orang “tentu saja tidak boleh menyerang binatang apa pun”.

Harris mengatakan cara terbaik untuk mengendalikan virus adalah "jika orang mengenali mereka memiliki gejala dan segera mendapatkan bantuan dan perawatan medis dan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penularannya".

Itu membutuhkan peningkatan kesadaran di antara mereka yang paling berisiko.

Hampir semua kasus monyet/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">cacar monyet sejauh ini terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan WHO telah memperingatkan terhadap stigmatisasi terhadap mereka yang terinfeksi.

“Stigmatisasi terhadap siapa pun yang terinfeksi akan meningkatkan penularan, karena jika orang takut mengidentifikasi diri mereka terinfeksi, maka mereka tidak akan mendapatkan perawatan dan tidak akan mengambil tindakan pencegahan,” kata Harris.

“Jadi jangan menstigmatisasi hewan atau manusia mana pun, karena jika Anda melakukan itu, kita akan memiliki wabah yang jauh lebih besar.” (*)