JAKARTA - Nabi Idris ‘Alaihissalam termasuk nabi yang namanya disebut dalam Al-Qur`an dan wajib diimani. Di Indonesia, dalam daftar 25 nabi dalam Islam, nabi Idris ‘Alaihissalam umumnya berada di urutan kedua, setelah nabi Adam ‘Alaihissalam dan sebelum nabi Nuh ‘Alaihissalam.
Nama Idris berasal dari kata darasa (dars) dalam bahasa Arab yang artinya belajar, karena ketekunannya dalam mempelajari ajaran-ajaran dari nabi Adam ‘Alaihissalam dan nabi Syits ‘Alaihissalam. Adapum menurut Az-Zamakhsyari rahimahullah, kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa Arab.
Ada pula pendapat menyatakan bahwa nabi Idris ‘Alaihissalam awalnya lahir di Babil. Kemudian beliau ‘Alaihissalam dan pengikutnya hijrah ke Mesir saat penduduk di sana mulai banyak melakukan dosa.
Terdapat perbedaan pendapat yang mendasar tentang Nabi Idris ‘alaihissalam, hidup sebelum nabi Nuh ‘Alaihissalam atau hidup di zaman Bani Israil, sesudah nabi Nuh ‘Alaihissalam.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata, "Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit, dan Musa adalah penggembala." (HR. Al-Hakim).
Kisah nabi Idris ‘Alaihissalam banyak bersumber dari hadits, riwayat sahabat Nabi, dan tafsiran para ulama. Al-Qur`an, yakni pada surah Maryam (19) : 56 dan 57 dan surah Al-Anbiya` (21): 85, tidak menjabarkan kisah nabi Idris ‘Alaihissalam.
Allah Subhanahu Wa Ta`ala menegaskan nabi Idris ‘Alaihissalam adalah seorang nabi yang memiliki sifat sangat mencintai kebenaran dan sabar. Allah Subhanahu Wa Ta`ala mengangkat namanya ke seluruh penjuru alam dan diangkat kedudukannya diantara makhluk yang dekat dengan-Nya ke martabat yang tinggi.
Konon dikisahkan Nabi Idris ‘Alaihissalam mempunyai banyak kemuliaan, diantaranya menerima 30 lembar shahifah. Beliau ‘Alaihissalam merupakan manusia pertama yang bisa membaca dan menulis dengan menggunakan pena.
Kemuliaan berikutnya, Nabi Idris ‘Alaihissalam memiliki berbagai pengetahuan karena sangat rajin dan gemar belajar, serta pandai berhitung.
Nabi Idris ‘Alaihissalam adalah manusia pertama yang menguasai arsitektur, penggagas ilmu falaq (perbintangan) atau astrologi, yang merupakan ilmu tertua di Bumi.
Karenanya, beliau ‘Alaihissalam dijuluki "Harmasu al-Haramisah" (ahlinya perbintangan). Nabi Idris ‘Alaihissalam juga diberi julukan sebagai "Asad al-asad" (singa dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya.
Juga termasuk kemuliaannya adalah memiliki derajat martabat yang tinggi dan menjadi nabi Allah. Bukan hanya itu, bahkan nabi Idris ‘Alaihissalam mendapatkan izin dari Allah Subhanahu Wa Ta`ala naik ke langit keempat.
Diperoleh keterangan dari Ibnu Ishaq Rahimahullah bahwa nabi Idris ‘Alaihissalam adalah orang pertama yang menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis, juga menetapkan berat dan ukuran.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari `Abbas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, "... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku (Muhammad) pergi ke langit keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), “Ini adalah Idris. Berilah dia salammu.` Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, `Selamat datang, wahai saudaraku yang shalih dan nabi yang shalih` sebagai balasan salamnya kepadaku." (Sahih Bukhari 5:58:227).
Dari hadits mengenai isra` mi`raj tersebut, diterangkan bahwa nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam bertemu dengan nabi Idris ‘alaihissalam di langit keempat.
Riwayat masyhur dari Ka`ab al-Ahbar menyatakan bahwa nabi Idris ‘Alaihissalam wafat di langit keempat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta`ala dalam surah Maryam (19) : ayat 57, "dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
Semoga kaum muslimin dapat memperoleh pelajaran berharga dari kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)