• News

Laksamana Sukardi: "Pancasalah" Peningkatan Produktivitas SDM Manusia

Akhyar Zein | Rabu, 31/08/2022 15:15 WIB
Laksamana Sukardi: "Pancasalah" Peningkatan Produktivitas SDM Manusia Manteri BUMN Kabinet Gotong Royong (2001-2004) Laksamana Sukardi (paling kanan) saat peluncuran "Buku Pancasalah" di Jakarta, Selasa (30/8/2022) (foto: World News) okpri)

JAKARTA - Mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi menyatakan Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam.

Menurut Laksamana, salah satu sebab yang mendasar yang menjadikan hal itu terjadi yakni Indonesia memiliki produktivitas sumber daya manusia yang jauh lebih rendah dari negara-negara tetangga tersebut.

Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut, tambahnya, pada umumnya terbelenggu oleh "Lima Kesalahan" atau "Pancasalah", yaitu salah kaprah, salah lihat, salah asuh, salah tafsir, dan salah tata kelola.

Indonesia, katanya saat peluncuran buku "Pancasalah" di Jakarta, Selasa, merupakan negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kaya akan sumber daya alam, tanahnya subur, potensi ekonomi lautnya besar, dan cuaca sangat menunjang.

Namun, Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam, seperti Korea, Jepang, bahkan dengan Taiwan, Singapura, Thailand dan Vietnam.

"Dulu kita lebih maju dari Tiongkok. Sekarang jarak kemajuannya antara langit dan sumur," kata Menteri BUMN di era Presiden Megawati tersebut dalam keterangannya.

Setelah itu, katanya, Indonesia masih disejajarkan dengan Korea Selatan dan Taiwan. Sebagai sama-sama macan kecil. Kini Indonesia disejajarkan dengan Vietnam, Kamboja, Bangladesh.

Lima kesalahan itu dijabarkan oleh Laksamana Sukardi dalam bukunya yang berjudul "Pancasalah".

Buku tersebut, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal era Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2000), merupakan hasil pemikiran yang dirangkum dari studi literatur dan berbagai diskusi formal serta diskusi tidak formal (diskusi kelompok whatsapp).

"Pengalaman saya menekuni bidang ekonomi sebagai bankir profesional dan keterlibatan saya dalam gerakan reformasi 1998 di Indonesia serta tugas sebagai Menteri Kabinet Gotong Royong Republik Indonesia (1999-2004) yang bertanggung jawab dalam restrukturisasi ekonomi dan dunia usaha di Indonesia sangat memberikan kontribusi pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini," ujarnya.

Sementara itu mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang juga jadi pembicara mengatakan menyoroti kenaikan harga BBM di dalam negeri. Menurut dia sebaiknya negara mulai menggunakan energi non BBM.

"Kita sudah harus manfaatkan energi untuk mengganti pemakaian BBM. Salah satunya mulai memakai kendaraan listrik," katanya Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.