• Bisnis

Bos NFA: Bukan Hanya Slogan, Gerakan Pangan B2SA Harus Jadi Gaya Hidup

Pamudji Slamet | Kamis, 01/09/2022 14:15 WIB
Bos NFA: Bukan Hanya Slogan, Gerakan Pangan B2SA Harus Jadi Gaya Hidup Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan, gerakan pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) bukan hanya slogan. Gerakan ini harus menjadi gaya hidup atau lifestyle, termasuk di kalangan milenial.

Arief menyampaikan hal tersebut saat mengisi materi dalam kuliah umum di
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.

"Saya mengajak teman-teman mahasiswa sekalian untuk turut mempromosikan gerakan pangan B2SA. Gerakan ini bukan hanya slogan akan tetapi merupakan lifestyle baru yang keren," kata Arief seperti dipantau dari Instagram resmi NFA, Rabu (31/8/2022).

Arief pun menjelaskan lebih rinci tentang gerakan pangan B2SA.

"Beragam, berarti tidak terpaku pada satu macam bahan; Bergizi, mengandung zat gizi makro dan mikro; Seimbang, yaitu seimbang antar sumber zat gizi (makanan pokok, lauk pauk, serta sayur dan buah) serta sesuai dengan kebutuhan tubuh
individu; dan Aman, bebas dari kontaminasi fisik, kimia, dan mikro biologis atau tidak mengandung zat yang berbahaya," jelas Arief.

Menurut Arief, gerakan pangan B2SA harus dikampanyekan di kalangan muda, khususnya di generasi milenial dan Gen Z. Sebab, generasi ini memiliki populasi besar dari total penduduk Indonesia.

"Generasi Millenial dan Gen Z Indonesia saat ini berjumlah 145,4 juta orang atau 53,81% dari total penduduk Indonesia. Dengan gaya hidup yang mengikuti
perkembangan global, adanya generasi Milenial merupakan potensi yang sangat besar dalam membangun Indonesia," ujar Arief.

Gerakan pangan B2SA, lanjut Arief, merupakan bagian tak terpisahkan dari penganekaragaman pangan.

"Pelaksanaan penganekaragaman memerlukan sinergi dan kolaborasi para pihak untuk pemenuhan pangan nasional. Mari kita hand in hand untuk
mengkampanyekan penganekaragaman konsumsi pangan, " tutur Arief.

Arief berpandangan Indonesia memiliki potensi pangan lokal yang tersebar di setiap wilayah. Potensi ini
dapat dikembangkan menjadi makanan B2SA yang beragam di setiap daerah sesuai karakteristik masing-masing.

"Pada 20 Agustus 2022 yang lalu, Provinsi Maluku telah menyelenggarakan Pemecahan
Rekor Muri Sajian makanan Olahan terbanyak dari bahan sagu dan gelar pangan lokal. Badan Pangan Nasional sangat mendukung gerakan yang dilakukan dan berharap agar
dapat dilaksanakan oleh seluruh wilayah Indonesia," papar Arief.