JAKARTA - Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jika laba emiten di pasar modal naik signifikan hingga menyentuh angka 50,49%.
OJK meyakini jika kinerja pasar modal masih tumbuh positif di semester pertama 2022 meski dihantui sentimen negatif geopolitik internasional dan kenaikan inflasi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 29 Agustus 2022, 481 emiten yang sahamnya tercatat telah menyampaikan laporan keuangan semester I-2022.
Dari jumlah itu, 332 emiten menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 20,69% year on year (yoy) dan peningkatan laba sebesar 50,49%.
“Dari sisi kinerja emiten, secara umum juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik,” jelas keterangan resmi OJK di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
OJK mengumumkan bahwa sejalan dengan perkembangan positif kondisi domestik, pasar saham Indonesia terpantau menguat.
Hingga 31 Agustus 2022, IHSG tercatat menguat sebesar 3,27% mtd ke level 7.178,59 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp7,52 triliun.
Selanjutnya, di pasar SBN, nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp10,5 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN turun 15,90 bps mtd pada seluruh tenor.
Kemudian penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.
Sebagai informasi, OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp125 triliun - Rp175 triliun pada 2022. Target tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp363,3 triliun pada 2021.
Berdasarkan data OJK, penghimpunan dana di pasar modal terdiri dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp61,7 triliun yang terdiri dari 56 emiten baru, penerbitan hak dengan memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai Rp197,3 triliun, dan penerbitan obligasi Rp104,4 triliun. Adapun, dana yang dihimpun lewat pasar modal pada tahun lalu melonjak 206% dibandingkan 2020.